- YouTube/Sekretariat Presiden
Bahlil Desak ExxonMobil Genjot Produksi: Target 150 Ribu Barel per Hari di 2026!
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan perhatian khusus terhadap upaya peningkatan produksi minyak siap jual (lifting) di Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil.
Ia optimistis, produksi dari blok andalan tersebut akan meningkat secara signifikan pada pertengahan tahun ini.
“Kami laporkan juga yang sudah ada komit di Juli Agustus Ibu Carole Exxon itu 155 ribu dari total 600 ribu, 60 persen Pertamina selebihnya KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) lain,” ujar Bahlil dalam acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025, Rabu (21/5/2025).
“Tapi Juli Agustus nambah 30 ribu bph jadi bisa 185-190 ribu bph ini kita pelan-pelan kita tarik,” sambung dia.
Dengan tambahan 30 ribu barel per hari (bph), lifting minyak Blok Cepu diproyeksikan mencapai 190 ribu bph. Menurut Bahlil, peningkatan ini sangat krusial untuk membantu mengatasi defisit minyak yang tengah dihadapi Indonesia.
Sebelumnya, ExxonMobil menargetkan produksi sebesar 125 ribu bph pada 2026. Namun, Bahlil mendorong target itu dinaikkan menjadi 150 ribu bph.
“Exxon menargetkan 125 ribu barel untuk 2026. Tapi saya punya keyakinan, dengan sistem manajemen, etos kerja, dan kreativitas tim Exxon di lapangan, ExxonMobil harus bisa mencapai di atas 150 ribu barel per hari pada tahun 2026 untuk mengurangi defisit lifting kita,” ucapnya.
Bahlil menegaskan bahwa pemerintah, baik di masa kini maupun di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto, memberikan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan produksi migas nasional.
“Negara kita membutuhkan dukungan dari perusahaan-perusahaan berpengalaman untuk meningkatkan produksinya. Presiden terpilih, Pak Prabowo, memerintahkan saya untuk menyelesaikan masalah lifting minyak ini, karena peningkatan lifting pasti akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi impor,” tegas Bahlil.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi nasional dan menekan ketergantungan terhadap impor migas yang selama ini membebani devisa negara. (agr/rpi)