- Antara
Trump: Uni Eropa Lebih Nakal daripada China dalam Perdagangan, Siap Tambah Tarif
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik keras terhadap Uni Eropa. Dalam pernyataannya kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (12/5/2025), Trump menyebut blok perdagangan Eropa itu "lebih nakal" daripada Tiongkok dalam urusan perdagangan internasional.
“Uni Eropa dalam banyak hal lebih nakal daripada China, oke, dan kami baru saja memulai dengan mereka,” ujar Trump.
Trump menuding bahwa Uni Eropa selama ini telah memperlakukan AS secara tidak adil, terutama dalam ekspor mobil dan produk pertanian. Ia menyebut bahwa produsen mobil Eropa bisa menjual hingga 13 juta unit ke pasar AS, sementara Amerika nyaris tidak mengekspor kendaraan ke Eropa.
“Mereka tidak membeli produk kami, dan itu sangat tidak adil. Mereka harus membayar lebih untuk layanan kesehatan mereka, sementara kami harus membayar lebih sedikit,” kata Trump, menggambarkan ketimpangan yang menurutnya merugikan ekonomi AS.
Pernyataan Trump muncul di tengah masa jeda 90 hari perang dagang antara AS dan Tiongkok, setelah kedua negara sepakat memangkas tarif besar-besaran. Tarif AS terhadap barang-barang China akan turun dari 145% menjadi 30%, sedangkan tarif China terhadap barang AS diturunkan dari 125% menjadi 10%, mulai 14 Mei 2025.
Meski fokus dunia tertuju pada perkembangan positif hubungan dagang AS-China, Trump justru mengalihkan sorotan ke Eropa. Ia mengindikasikan bahwa pemerintahan AS akan segera mengambil langkah serupa terhadap Uni Eropa.
“Kami memiliki semua kartu,” tegas Trump, menekankan posisi tawar AS yang menurutnya kuat dalam menghadapi mitra dagang manapun.
Sebelumnya, Komisaris Eropa untuk Perdagangan dan Keamanan Ekonomi, Maros Sefcovic, juga telah memperingatkan bahwa AS sedang mempersiapkan tambahan tarif terhadap Uni Eropa, meskipun saat ini tengah berlangsung periode negosiasi.
Pernyataan Trump ini dapat menjadi sinyal awal dimulainya babak baru ketegangan dagang, kali ini antara Washington dan Brussels. Dengan pemangkasan tarif terhadap Tiongkok, fokus strategi tarif Trump tampaknya mulai bergeser. Uni Eropa yang selama ini dianggap sekutu strategis, kini justru menjadi sasaran berikutnya.
Langkah ini juga dinilai memiliki muatan politik domestik, terutama menjelang masa kritis tahun pertama Trump di periode keduanya sebagai presiden, di mana isu perdagangan dan proteksionisme tetap menjadi andalan narasinya. (ant/nsp)