news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi - Sektor Industri Manufaktur..
Sumber :
  • Antara

MVA Indonesia Tembus Rekor US$ 255,96 Miliar, Masuk 12 Besar Negara Manufaktur Dunia

Nilai tambah industri manufaktur (MVA) Indonesia tembus US$ 255,96 miliar pada 2023, menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia dan tertinggi di ASEAN, bukti keberhasilan hilirisasi dan industrialisasi nasional.
Senin, 5 Mei 2025 - 09:55 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Indonesia mencatatkan tonggak penting dalam sektor industri manufaktur global. Berdasarkan data The Global Economy dan Bank Dunia, Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2023 menembus US$ 255,96 miliar, menempatkan Indonesia ke posisi 12 besar negara manufaktur dunia berdasarkan nilai tambah.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut capaian tersebut sebagai sinyal kuat atas keberhasilan kebijakan hilirisasi industri nasional.

“Nilai MVA Indonesia jauh melampaui negara ASEAN lain seperti Thailand (US$ 128 miliar, peringkat ke-22) dan Vietnam (US$ 102 miliar, peringkat ke-24),” ungkap Agus dalam keterangan tertulis, Senin (5/5/2025).

Industri Manufaktur Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional

Struktur industri manufaktur Indonesia dinilai kuat karena memiliki rantai pasok yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Hal ini mendorong peningkatan value added secara signifikan dan menjadikan sektor ini sebagai kontributor terbesar terhadap PDB, yakni 18,67 persen.

“Capaian MVA 2023 adalah yang tertinggi sepanjang sejarah, dan mencerminkan peran strategis industri pengolahan dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Menperin.

Sebagai catatan, rata-rata global MVA dari 153 negara hanya US$ 78,73 miliar. Sementara rata-rata historis Indonesia dari 1983–2023 berada di angka US$ 102,85 miliar, dengan titik terendah US$ 10,88 miliar (1983) dan tertinggi tahun lalu.

Strategi Industri: Dari Hilirisasi hingga Industri Hijau

Menurut Agus, lonjakan nilai MVA merupakan hasil dari kebijakan industrialisasi nasional berbasis:

  • Hilirisasi sumber daya alam

  • Perlindungan pasar domestik dari produk impor

  • Peningkatan daya saing industri lokal

  • Pemanfaatan teknologi dan inovasi industri 4.0

Program Making Indonesia 4.0 juga menjadi tonggak penting transformasi sektor industri. Pemerintah memperkuat infrastruktur, mendorong substitusi impor, serta meningkatkan daya saing ekspor melalui insentif strategis.

Indonesia juga terus mendorong ekspor produk hilir bernilai tambah tinggi seperti makanan-minuman, tekstil, logam, otomotif, dan elektronik, guna memperluas pangsa pasar global.

Menyongsong Industri Berkelanjutan

Di tengah tuntutan global terhadap dekarbonisasi, Kementerian Perindustrian juga fokus pada pembangunan ekosistem industri hijau dan rendah karbon. Ini dilakukan melalui:

  • Kemitraan internasional

  • Adopsi teknologi efisiensi energi dan emisi

  • Percepatan digitalisasi proses produksi

“Dengan struktur industri yang solid, orientasi ekspor, dan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan manufaktur utama di Asia dan dunia,” tutup Menperin. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral