- YouTube/Kemenkeu
Tarif Impor Bikin Gerah! RI Siapkan Jurus Rahasia Hadapi Amerika
Jakarta, tvOnenews.com — Pemerintah Indonesia tengah menggeber diplomasi ekonomi intensif dengan Amerika Serikat untuk menuntaskan isu tarif impor yang dinilai memberatkan produk ekspor nasional.
Di bawah komando Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani, dan ekonom senior Mari Elka Pangestu, delegasi RI terus mengedepankan kepentingan nasional sambil menjaga harmoni hubungan bilateral.
Dalam keterangan resmi Kemenko Perekonomian pada Jumat (25/4/2025), Indonesia mematok lima tujuan utama dalam negosiasi dengan Washington.
Pertama, RI ingin memastikan jalur perdagangan dengan AS mampu menjamin pasokan energi dan menopang ketahanan energi nasional.
Kedua, pemerintah berusaha keras membuka lebih banyak akses pasar ke AS, dengan menuntut kebijakan tarif yang lebih adil dan bersaing untuk produk ekspor unggulan Indonesia.
Ketiga, Indonesia mengusulkan deregulasi agar kemudahan berusaha, investasi, dan perdagangan meningkat, serta membuka lebih banyak lapangan kerja domestik.
Keempat, kerja sama dalam rantai pasok industri strategis dan sektor mineral kritis menjadi poin penting untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Kelima, Indonesia juga mengincar transfer pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, pertanian, hingga energi hijau.
Tak hanya berdialog dengan otoritas pemerintah AS, delegasi Indonesia juga menjajaki komunikasi dengan para raksasa bisnis dan asosiasi industri seperti Semiconductor Industry Association (SIA), USABC, USINDO, Amazon, Microsoft, hingga Google.
Babak Baru Negosiasi: Detail Teknis Siap Dibahas
Negosiasi kini memasuki fase baru. Kedua negara telah sepakat membuka ruang pembahasan teknis secara intensif dalam dua pekan mendatang. Tujuannya? Mencari solusi konkrit yang menguntungkan kedua belah pihak dan mempererat kemitraan ekonomi strategis.
Sebagai pijakan hukum dan komitmen, Indonesia dan United States Trade Representative (USTR) telah menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) pada 23 April 2025 lalu. Dokumen ini menjadi dasar resmi bagi pembahasan lanjutan dalam kerangka kesepakatan bilateral tentang perdagangan, investasi, dan keamanan ekonomi.
Pemerintah Indonesia juga akan memperkuat koordinasi domestik dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan setiap langkah negosiasi mencerminkan kepentingan nasional. Komunikasi aktif dengan pihak AS pun akan terus dilanjutkan demi terwujudnya kesepakatan yang saling menguntungkan. (nsp)