- Sekretariat Presiden
Investasi Asing ke RI Tembus Rp230 Triliun, Singapura dan China Masih Jajaran Pemodal Terbesar
Jakarta, tvOnenews.com - Realisasi investasi asing di Indonesia terus menunjukkan tren positif pada awal 2025.
Singapura kembali mencatatkan diri sebagai penyumbang investasi asing terbesar bagi Indonesia, memperkuat dominasinya dalam satu dekade terakhir.
Pemerintah mencatat bahwa nilai investasi dari Singapura mencapai miliaran dolar AS hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Angka ini jauh melampaui negara-negara lain dan mencerminkan kepercayaan yang tinggi terhadap iklim usaha di Tanah Air.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan bahwa Singapura menanamkan investasi sebesar 4,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp77,6 triliun pada Triwulan I/2025.
“Singapura memberikan kontribusi terbesar, masih, dan ini sudah selama 10 tahun terakhir, Singapura menjadi investor terbesar di Indonesia,” kata Rosan saat jumpa pers mengumumkan realisasi investasi Triwulan I/2025 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/4/2025) malam.
Setelah Singapura, posisi kedua diduduki oleh Hong Kong dengan nilai investasi sebesar 2,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp37,1 triliun.
Disusul oleh Tiongkok (China) sebesar 1,8 miliar dolar AS (Rp30,4 triliun), kemudian Malaysia dan Jepang masing-masing sekitar 1 miliar dolar AS.
Rosan menyampaikan laporan ini setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto. Ia juga mengonfirmasi bahwa total investasi Triwulan I/2025, baik dari luar negeri (PMA) maupun dalam negeri (PMDN), telah mencapai Rp465,2 triliun.
Dari jumlah tersebut, PMA tercatat sebesar Rp230,4 triliun atau sekitar 49,5 persen. Sementara PMDN menyumbang Rp234,8 triliun atau sekitar 50,5 persen dari keseluruhan realisasi investasi selama triwulan pertama.
Untuk penanaman modal dalam negeri, wilayah Jakarta menjadi penyumbang tertinggi dengan kontribusi Rp69,8 triliun atau 15 persen dari total PMDN.
Jawa Barat menyusul dengan Rp68,5 triliun, lalu Jawa Timur Rp36 triliun, Sulawesi Tengah Rp32,7 triliun, dan Banten Rp31 triliun.
Rosan juga merinci lima sektor utama yang paling banyak menarik investasi.
“Dalam investasi ini, mereka berinvestasi di sektor-sektor, lima besarnya industri logam dasar, barang logam, dan bukan mesin dan peralatannya, smelter, dan lain-lain 14,5 persen, dilanjutkan 14,3 persen di bidang transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Kemudian, pertambangan 10,4 persen, jasa lainnya 8,8 persen, dan kawasan industri dan perkantoran itu 8,1 persen atau Rp37,5 triliun,” sambung Rosan