- Antara
IHSG Ambyar, Ekonomi Bangkit! Ketua LPS: Sekarang Waktunya ‘Cuan’
Jakarta, tvOnenews.com – Di saat mayoritas pelaku pasar terjebak panik karena IHSG jatuh bebas, suara tenang justru datang dari pucuk pimpinan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner LPS, menyebut bahwa tekanan di pasar modal justru membuka pintu emas bagi investor yang cermat membaca arah angin.
Berbicara dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025), Purbaya menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia justru menunjukkan pemulihan, meski IHSG sedang tertekan.
“Ekonomi kita sedang bottoming out. Buat pemain pasar, ini saat yang mereka tunggu-tunggu,” ujarnya dalam acara Sarasehan Ekonomi pada hari Selasa, 8 April 2025.
Sepanjang Selasa itu, IHSG tercatat anjlok 7,90% atau 514,47 poin ke posisi 5.996,14. Dibuka di level 5.914,28, indeks bahkan sempat menyentuh titik terendah 5.882,6. Namun di balik turbulensi itu, data ekonomi justru mulai menunjukkan warna cerah.
Menurut Purbaya, sejumlah indikator yang sempat lesu pada tahun lalu kini mulai memantul:
-
Penjualan otomotif tumbuh
-
Konsumsi semen meningkat
-
Indeks keyakinan konsumen kembali menembus angka 100
-
PMI manufaktur kembali ke zona ekspansi
“Kalau indeks sudah di bawah nilai fundamental, potensi kenaikan jangka menengah hingga panjang sangat menarik,” tambahnya.
Bukan hanya data ekonomi, Purbaya juga menyebutkan bahwa survei ribuan rumah tangga menunjukkan masyarakat kini lebih optimis, baik terhadap kondisi ekonomi maupun kepemimpinan nasional. Optimisme ini, kata dia, akan berujung pada peningkatan konsumsi serta gairah investasi domestik.
Ia juga mengingatkan bahwa pasar saat ini sering bereaksi berlebihan terhadap sentimen negatif. Padahal, indikator-indikator utama justru mulai membaik. Ini adalah sinyal penting bagi mereka yang tak hanya ikut arus, tapi paham arah.
“Jadi, kalau bapak dan ibu suka main saham, jangan lupa bahwa now is a good time to buy. Jangan sampai menyesal nanti kalau sudah telat,” ucapnya sambil menutup paparan.
Dalam suasana pasar yang penuh gejolak, pernyataan Purbaya jadi seperti oase di padang pasir. Ketika banyak yang menjual karena takut, ia justru mengajak untuk masuk – dengan kepala dingin dan mata tajam melihat peluang.