- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Andalkan Bank Emas saat Gejolak Tarif AS, Airlangga: Ini Komoditas Recession-Proof, Trump Tak Bisa Sentuh!
Jakarta, tvOnenews.com – Indonesia mengandalkan bank emas atau bullion bank di tengah guncangan global akibat kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan langkah ini sangat tepat karena emas menjadi satu-satunya komoditas yang tetap bersinar.
“Satu-satunya yang naik ini adalah emas, jadi Pak Presiden launching bullion tepat waktu, karena ini menjadi komoditas yang recession proof. Safe haven itu ada dua, dolar dan emas dan kita punya emas, jadi kita punya daya tahan yang kuat,” ujar Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).
Sementara harga emas menanjak, komoditas lain justru mengalami penurunan tajam. Airlangga menjelaskan bahwa tarif tinggi ala Trump menyebabkan anjloknya harga berbagai produk energi dan pangan global.
“Crude oil turun hampir 30 persen, brent juga turun 28 persen sehingga angkanya di angka 60 dolar AS, batu bara turun ke 24 persen ke angka 97 dolar AS,” ungkapnya.
Tak hanya itu, komoditas pertanian seperti kedelai, gandum, minyak sawit (CPO), dan bahkan beras pun ikut tertekan.
“Kedelai turun, gandum turun, CPO turun dan harga beras turun. Jadi seluruh komunitas turun artinya demand ini akan menahan,” sambungnya.
Sebagai informasi, kebijakan dagang Presiden Trump kali ini menetapkan tarif minimum 10 persen untuk hampir semua barang impor ke AS, dan tarif khusus hingga 32 persen untuk Indonesia.
Negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam (46 persen), Thailand (36 persen), Malaysia (24 persen), dan Kamboja (49 persen) juga ikut menjadi korban dalam perang dagang terbaru ini.
Di tengah tekanan ini, Airlangga meyakini bahwa emas menjadi andalan Indonesia untuk tetap bertahan—dan bullion bank akan menjadi tameng strategis ke depan. (agr/rpi)