- BPMI Istana Negara
Presiden Prabowo Subianto Gas Ekonomi Tanpa Rem: 150 Hari, Harga Turun atau Rakyat Ngamuk
Jakarta, tvOnenews.com - Hari Senin pada 7 April 2025, Presiden Prabowo Subianto untuk pertama kalinya buka suara panjang lebar soal arah dan logika pemerintahannya, dalam wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis nasional di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat.
Selama 3,5 jam, Presiden bicara gamblang, dari soal gaduhnya komunikasi istana, sampai strategi ekonomi yang disebutnya sebagai “balapan melawan rasa lapar.”
Alih-alih fokus pada kontroversi, Prabowo Subianto justru menjadikan momen ini untuk menjelaskan prioritas utamanya dalam 150 hari pertama memimpin negara: ekonomi, stabilitas harga, dan kepercayaan rakyat.
"Begitu kita dapat mandat, fokus saya, antusias saya, semangat saya adalah: bagaimana bisa, dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, bekerja. Orang lapar nggak bisa nunggu. Anak-anak yang lapar nggak bisa nunggu. Fokus kita kerja," ujar Prabowo.
Presiden mengakui bahwa arah kebijakan ekonominya sejak awal didesain untuk reaksi cepat. Ia bahkan menyebut langkah-langkah yang sudah diambil sebagai keputusan-keputusan darurat demi mencegah ambruknya daya beli masyarakat di tengah tekanan global.
"Saya fokus pertama di keuangan. Bagaimana pelajaran bisa diambil. Kita yakin, kalau kita bisa deliver dengan baik, dengan cepat, kembalikan harga-harga turun—rakyat akan percaya sama kita," ujarnya.
Prabowo menyampaikan bahwa pemerintahannya tidak akan berlama-lama dalam evaluasi. Yang dibutuhkan saat ini, kata dia, adalah langkah konkret dan keberanian ambil risiko.
Mulai dari stabilisasi harga pangan, penghapusan beban hutang petani, hingga proteksi terhadap dampak cuaca ekstrem seperti El Nino dan La Nina.
"Saya anggap itu hutang para petani yang layak—hutang lama. Dia enggak bisa pinjam lagi. Selesaikan. Hapus hutang itu, Pak," katanya tegas.
Mengenai potensi resesi global dan kompetisi geoekonomi yang semakin intens, Prabowo menyebut Indonesia tidak boleh terjebak dalam retorika. Ia menekankan pentingnya membuat terobosan ekonomi yang bisa menjaga stabilitas di tengah pusaran ketidakpastian dunia.
"Saya lihat, saya yakini, dalam 5, 6, 8 bulan ke depan, kita akan membuat langkah-langkah fundamental. Terobosan yang akan memperkokoh ekonomi Indonesia di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian—perang, persaingan, tekanan dunia ketiga," ujarnya.