news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Petani Padi Kecewa, Bulog tak Mau Beli Gabah Hasil Panen.
Sumber :
  • tim tvone - kasianto

Pesan Tegas Wadirut Bulog untuk Petani: Jaga Kualitas Gabah, Percepat Pengolahan

Wadirut Bulog dorong petani jaga kualitas gabah demi percepat pengolahan. HPP Rp6.500/kg ditetapkan untuk dorong kesejahteraan dan ketahanan pangan nasional.
Minggu, 23 Maret 2025 - 07:00 WIB
Reporter:
Editor :

Klaten, tvOnenews.com – Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, menegaskan pentingnya menjaga kualitas gabah yang dipanen demi mempercepat proses pengolahan dan distribusi cadangan pangan pemerintah. 

Dalam kunjungannya ke Klaten, Jawa Tengah, pada Sabtu (22/3), Marga menyoroti bahwa kualitas gabah yang rendah akan memperlambat proses pengolahan dan penyimpanan, yang pada akhirnya bisa berdampak pada ketahanan pangan nasional.

"Kami berharap para petani jaga kualitas gabah karena ketika kualitas gabah turun itu agak merepotkan juga. Pengolahannya jadi lebih lama," ujar Marga di sela panen raya di Klaten. Menurutnya, gabah yang berkualitas rendah memerlukan perlakuan khusus, memperpanjang waktu pengolahan, dan menyulitkan penyimpanan di gudang. Kondisi ini tentu akan menghambat proses distribusi beras ke masyarakat.

Harga Pantas untuk Gabah Berkualitas

Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani. Marga menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memastikan petani benar-benar merasakan manfaat ekonomi dari hasil panen mereka tanpa dipotong oleh tengkulak atau perantara.

"Ini adalah bentuk keberpihakan pemerintah kepada petani. Kami ingin memastikan harga yang layak untuk gabah petani dan mempercepat serapan di lapangan," tegasnya.

Marga juga menjelaskan bahwa Bulog bersama Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah berkomitmen mempercepat serapan gabah di seluruh Indonesia, terutama di daerah sentra produksi seperti Sulawesi Selatan, NTB, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan tentu saja Pulau Jawa yang merupakan lumbung pangan nasional.

"Kami turun langsung ke lapangan, melakukan jemput bola untuk memastikan gabah terserap dengan baik. Hingga Maret 2025, Bulog telah menyerap lebih dari 400 ribu ton gabah setara beras untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP)," ungkapnya.

Presiden Dorong Kemandirian Pangan

Senada dengan pernyataan Marga, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prita Laura, menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto terus memperkuat sektor pertanian dan pangan sebagai upaya mendorong kemandirian dan swasembada pangan nasional.

"Pemerintah telah menginvestasikan anggaran sebesar Rp16,6 triliun kepada Perum Bulog untuk membeli gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Ini adalah bentuk komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani," kata Prita.

Namun, Prita juga mengingatkan agar petani tidak tergoda untuk menjual gabah dengan kualitas rendah hanya karena adanya jaminan harga tinggi dari pemerintah. "Jangan karena harga bagus lalu menjual gabah yang basah atau kualitasnya buruk. Ini bisa merugikan proses pengolahan dan penyimpanan," tegasnya.

Prita menekankan pentingnya edukasi kepada petani agar mereka memahami bahwa kualitas gabah yang baik tidak hanya mempercepat pengolahan, tetapi juga meningkatkan harga jual beras dan memperkuat posisi petani di pasar.

Gabah Berkualitas, Kunci Ketahanan Pangan Nasional

Ketahanan pangan nasional sangat bergantung pada kualitas gabah yang dihasilkan petani. Gabah yang bagus akan mempermudah proses pengolahan, mempercepat distribusi, dan menjaga stabilitas pasokan beras di masyarakat. Jika kualitas gabah buruk, proses pengeringan dan penggilingan akan memakan waktu lebih lama, menyebabkan kerugian di tingkat petani dan memperlambat distribusi ke masyarakat.

"Kami berharap petani bisa menjaga komitmen ini. Pemerintah sudah memberikan harga terbaik, jadi petani juga harus memberikan yang terbaik dari hasil panennya," pungkas Marga.

Dengan harga yang pantas dan kualitas yang terjaga, ketahanan pangan nasional bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. (ant/nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral