news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Gedung BUMN di Jakarta, Senin (5/2/2024)..
Sumber :
  • ANTARA

Gelombang Merah di BEI: Saham BUMN Anjlok di Tengah Gejolak Internal dan Kasus Hukum

Saham-saham perusahaan di bawah BUMN terpantau pada Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok di tengah gejolak internal serta adanya kasus hukum yang menimpa mereka
Kamis, 27 Februari 2025 - 21:12 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Pada Kamis, 27 Februari 2025, saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan yang signifikan. 

Penurunan ini diduga terjadi setelah peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) beberapa hari sebelumnya, yang diduga menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai dampaknya terhadap kinerja saham BUMN dalam jangka pendek.

Selain itu, muncul kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah di PT Pertamina (Persero) untuk periode 2018-2023, dengan estimasi kerugian negara mencapai Rp 193,7 triliun. 

Kasus ini melibatkan beberapa individu, termasuk pengusaha Riza Chalid. Meskipun kasus ini berpusat pada induk perusahaan, dampaknya dapat dirasakan oleh anak-anak perusahaan yang sahamnya diperdagangkan publik, seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). 

Kekhawatiran terhadap kondisi ini turut berimbas pada performa saham BUMN terkemuka di berbagai sektor.

Kinerja Saham BUMN Terkemuka

  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ditutup turun 2,33% atau 100 poin ke level 4.200 pada perdagangan kemarin.

  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami penurunan, dengan harga saham ditutup pada 3.660,00, turun dari 3.820,00 pada hari sebelumnya. 

  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 1,85% menjadi 5.300.

  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengalami penurunan sebesar 2,10% ke level 3.890.

  • Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) turun 1,75% ke level 1.125, sementara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melemah 2,25% ke level 1.980.

Selain kekhawatiran terkait Danantara, sejumlah BUMN masih menghadapi berbagai masalah internal yang turut mempengaruhi performa saham mereka. 

Laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan bahwa 11 BUMN memiliki masalah signifikan terkait perjanjian kerja dengan pihak lain yang tidak didukung mitigasi risiko dan jaminan yang memadai. 

Menteri BUMN, Erick Thohir, juga menyatakan bahwa tujuh perusahaan BUMN, termasuk Krakatau Steel dan Bio Farma, mengalami kerugian serius dan memerlukan restrukturisasi dalam beberapa tahun ke depan.

Secara keseluruhan, meskipun terdapat tantangan dan penurunan harga saham BUMN saat ini, langkah-langkah pembenahan dan restrukturisasi yang dilakukan diharapkan dapat memperbaiki kinerja dan meningkatkan kepercayaan investor di masa mendatang. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral