- Istimewa
Menko Airlangga: ASEAN Jadi Kawasan Stabil di Tengah Ketegangan Geopolitik
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ASEAN merupakan kawasan yang cukup stabil meskipun terdapat peningkatan ketegangan geopolitik di seluruh dunia.
Selain itu, ekonomi ASEAN menunjukkan hasil yang positif selama sepuluh tahun terakhir dengan pertumbuhan rata-rata 4-5 persen, serta menjadi ekonomi terbesar kelima, eksportir terbesar keempat, dan pada tahun 2022 menjadi lokasi tujuan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) terbesar kedua.
Keadaan politik yang stabil ini mampu meyakinkan lebih banyak investor untuk berinvestasi di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.
“Di tengah ketidakpastian, kita baru-baru ini mendengar Perang Gaza belum berakhir, kemudian juga Ukraina-Rusia masih panas, dan terakhir perubahan (pemerintahan) di Suriah yang juga kita belum tahu siapa yang akan meng-govern di sana, yang memimpin pemerintahan di sana. Namun di tengah ketidakpastian, ada satu wilayah yang selama dua dekade relatif aman, yaitu Indo-Pasifik. Dan di Indo-Pasifik, ASEAN menjadi kerja sama regional yang paling stabil dan hampir seluruh negara,” kata Airlangga dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Airlangga menekankan bahwa ASEAN telah menjadi contoh kerja sama regional yang stabil, dengan pertumbuhan ekonomi anggotanya rata-rata sekitar 4 persen. Dengan populasi mendekati 600 juta, ASEAN membuat wilayah Indo-Pasifik terasa lebih "tenang" di tengah ketegangan global antara Timur dan Barat, termasuk dalam perang dagang antara China dan Amerika.
Selanjutnya, di tengah kompleksitas dinamika geopolitik yang semakin berkembang, Airlangga tetap waspada terhadap adanya perbedaan dalam kebijakan perdagangan antara ASEAN dan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang baru terpilih.
Menurutnya, pendekatan ASEAN yang fokus pada kolaborasi multilateral, diperkirakan akan kurang sesuai dengan gaya kepemimpinan Trump yang lebih cenderung mengutamakan hubungan bilateral antar negara.
“Kita ketahui bahwa the new president (Trump) di Amerika lebih menghargai bilateral daripada multilateral. Tetapi negara-negara ASEAN percaya bahwa multilateral akan membawa kesejahteraan bersama. Nah, ini merupakan tantangan-tantangan yang ada ke depan,” jelasnya.
Lebih jauh, dalam sambutannya, Airlangga juga menyampaikan prediksi optimis dari OECD mengenai ekonomi Indonesia. Prediksi OECD menunjukkan bahwa pertumbuhan Indonesia akan mencapai 5,1 persen pada 2024 dan 5,2 persen pada 2025.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen (tahun ke tahun), lebih tinggi dibandingkan dengan China (4,60 persen), Meksiko (1,60 persen), dan Jepang (0,30 persen).
Namun, Airlangga mengingatkan bahwa berbagai tantangan masih ada, terutama yang berkaitan dengan kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed. Kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan oleh The Fed berpotensi menyebabkan pengalihan arus devisa ke sana.
Meski begitu, Menko Airlangga optimis bahwa melalui langkah-langkah strategis pemerintah, termasuk pengendalian inflasi yang efektif, hal ini akan dapat diatasi.
“Kemarin Bapak Presiden hadir dalam pertemuan dengan seluruh gubernur di Kementerian Dalam Negeri di mana inflasi kita, bisa terus ditekan di angka 1,7 (persen) bahkan kita bisa 1,5 (persen),” pungkasnya. (ant/nsp)