Sarana Menara Nusantara (TOWR) Buka Utang Baru Rp500 Miliar dari Bank BNP Paribas..
Sumber :
  • Ist

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Buka Utang Baru Rp500 Miliar dari Bank BNP Paribas, Padahal Baru Perpanjang Kredit dari 3 Bank Besar

Rabu, 27 November 2024 - 15:04 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak perusahaannya, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), baru saja mendapatkan fasilitas pinjaman bergulir sebesar Rp500 miliar dari PT Bank BNP Paribas Indonesia (BNPP).

Perjanjian utang tersebut ditandatangani pada 21 November 2024, dengan tenor 12 bulan alias satu tahun tanpa bunga.

Sekretaris Perusahaan TOWR, Monalisa Irawan, menyatakan dalam keterbukaan informasi bahwa transaksi ini tidak mempengaruhi operasional, hukum, kondisi finansial, atau kelangsungan bisnis perusahaan.

Diketahui, dana pinjaman itu akan digunakan untuk kebutuhan operasional umum, termasuk melunasi pinjaman sebelumnya atau kewajiban finansial lainnya.

Pinjaman bergulir semacam itu dirancang untuk memberi fleksibilitas pada perusahaan, sehingga Protelindo selaku anak usaha dari TOWR bisa mengelola keuangan lebih efisien sambil mendukung rencana ekspansi.

“Perjanjian ini tidak mengandung transaksi benturan kepentingan, sesuai Peraturan OJK No. 42 Tahun 2020,” tulis Monalisa dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (27/11/2024).

Dengan kata lain, perusahaan yakin bahwa transaksi Protelindo dengan BNPP tersebut tidak merugikan pemegang saham atau pihak terkait lainnya.

Selain itu, fasilitas pinjaman ini juga tidak masuk kategori transaksi material seperti yang diatur dalam Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020.

Karenanya, Protelindo tidak memerlukan persetujuan khusus dari pemegang saham. Sehingga, transaksi sebesar Rp500 miliar itu dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat struktur finansial dan mendukung kelangsungan bisnis perusahaan.

Restrukturisasi Utang Anak Usaha TOWR dari 3 Bank

Pada pengumuman terpisah, anak usaha TOWR yakni Protelindo dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), sebelumnya telah mengubah perjanjian utang dengan tiga bank besar.

Dalam keterbukaan informasi sebelumnya, Protelindo diketahui telah memperpanjang jatuh tempo kredit dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) hingga 12 Desember 2024.

Hal serupa juga dilakukan dengan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), yang memperpanjang jatuh tempo hingga 10 Oktober 2025, dari yang semula jatuh tempo pada 10 Oktober 2024.

Selain itu, Protelindo sebelumnya juga menyetujui perubahan dan pernyataan kembali penjaminan perusahaan dan pergantian kerugian dengan Bank of China pada 7 November 2024 senilai Rp 965.000.000.000. Diketahui, PT Solusi Tunas Pratama, Tbk. (SUPR) menjamin seluruh kewajiban protelindo atas perjanjian fasilitas tersebut.

Menurut manajemen, perubahan perjanjian ini memberikan syarat dan kondisi pembiayaan yang lebih baik untuk Protelindo dan Iforte.

Langkah ini memungkinkan kedua entitas tersebut untuk memiliki struktur pembiayaan yang lebih solid.

TOWR juga mengumumkan rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) sebanyak 4,99 miliar saham, setara dengan 9,08% dari modal disetor penuh.

Harga pelaksanaan saham baru ini adalah Rp900 per lembar, sehingga perusahaan berpotensi meraup dana hingga Rp4,5 triliun. Dana itu rencananya akan dialokasikan untuk melunasi pinjaman dan modal kerja Protelindo.  

Setiap pemegang 1.001 saham lama yang terdaftar di Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 16 Desember 2024 pukul 16.00 WIB, akan menerima 100 hak untuk membeli saham baru.

Sebagai salah satu penyedia infrastruktur telekomunikasi terbesar di Indonesia, Protelindo berusaha menyediakan layanan yang andal dan efisien. Fasilitas pinjaman besar tersebut diharapkan bisa mempertahankan posisi perusahaan di pasar yang terus berkembang, khususnya dalam mendukung kebutuhan infrastruktur digital di Indonesia. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:21
03:26
07:40
02:04
01:13
03:43
Viral