INFOGRAFIS: Hilirisasi Industri di Era Jokowi dan Dampaknya pada Perekonomian RI.
Sumber :
  • tvOnenews.com/Wildan Mustofa

INFOGRAFIS: Hilirisasi Industri di Era Jokowi dan Dampaknya pada Perekonomian RI

Senin, 14 Oktober 2024 - 15:18 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menegaskan bahwa hilirisasi adalah kunci utama untuk mendongkrak ekonomi Indonesia.

Jokowi ingin mengubah wajah ekonomi Indonesia dari yang sebelumnya pemasok bahan mentah, menjadi negara yang memproduksi barang bernilai tambah tinggi dari kekayaan sumber daya alamnya.

Meski mendapatkan respons yang cukup reaktif dari negara-negara Eropa, terutama terkait hilirisasi nikel, pemerintah tetap teguh menjalankan strategi ini.

Indonesia telah menapaki hilirisasi di sektor mineral seperti nikel dan bauksit, serta sektor agro seperti kelapa sawit. Hasilnya mulai terlihat dengan peningkatan devisa, investasi, serta lapangan kerja yang lebih luas.

Jokowi dalan acara Kompas 100 CEO Forum ke-15 yang digelar pada Jumat, 11 Oktober 2024, menyampaikan bagaimana hilirisasi telah meningkatkan nilai tambah produk-produk dalam negeri dan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja.

"Sering saya sampaikan nikel sebelum hilirisasi itu 2,29 bilion USD per tahun ekspor kita mentahan raw material, begitu stop terakhir 2023 34,4 billion USD. Berapa kali lompatnya? Berapa ratus ribu lapangan pekerjaan yang bisa dibuka dari situ?" ujar Presiden.

Dampak Hilirisasi Nikel dan Sawit

hilirisasi juga diterapkan pada sektor kelapa sawit. Pada tahun 2015, sekitar 18% ekspor sawit masih berupa minyak sawit mentah (CPO) dan 6% CPKO (minyak inti sawit mentah).

Namun pada 2022, persentase ekspor bahan mentah ini turun drastis menjadi hanya 2% CPO dan 4% CPKO.

Sebaliknya, ekspor produk hilirnya melonjak dengan 73% berupa produk refinery dan 21% produk lainnya. Dalam periode 2015-2022, ekspor industri kelapa sawit mencapai volume total 282 juta MT dengan nilai US$176,84 miliar, dan pemerintah memperoleh pungutan ekspor sebesar Rp182 triliun.

Berdasarkan data PDB nasional pada triwulan II-2024 yang mencapai Rp5.536 triliun, sektor pengolahan kelapa sawit berkontribusi sekitar 3,5%.

Dengan hilirisasi, produk turunan dari sawit baik pangan (oleofood), nonpangan (oleochemical), bahan bakar terbarukan (biofuel), hingga biomaterial ramah lingkungan, memberikan nilai tambah yang lebih tinggi.

Pengembangan produk hilir kelapa sawit juga difokuskan pada produk unggulan, seperti deterjen cair, kosmetik, cat, dan produk farmasi, yang memiliki potensi nilai tambah hingga 580%.

Dalam Pidato Kenegaraan Sidang Tahunan MPR RI pada 16 Agustus 2024, Jokowi mengungkapkan bahwa kebijakan hilirisasi yang dijalankan pemerintah selama 8 tahun terakhir telah menciptakan 200.000 lapangan kerja.

Sebagian besar pekerjaan tersebut berasal dari industri pengolahan nikel, bauksit, dan tembaga. Selain itu, hilirisasi berhasil meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp158 triliun selama periode tersebut. 

"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja," ungkap Jokowi.

Kepala Negara juga menekankan bahwa Indonesia berhasil mengambil alih aset strategis seperti Freeport dan Blok Rokan dari pengelolaan asing, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Saat meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR New Energy Material pada 8 Agustus 2024, Jokowi mengungkapkan bahwa ekspor hilirisasi nikel telah melonjak hingga Rp510 triliun.

"Sekarang (ekspor nikel) sudah 34 billion USD, dari yang sebelumnya Rp33 triliun atau melompat jadi kira-kira Rp510 triliun," ungkapnya.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, terdapat 116 smelter nikel yang teaberoperasi, dalam konstruksi, dan direncanakan.

Sebanyak 97 smelter menggunakan proses pirometalurgi, sementara 19 lainnya menggunakan proses hidrometalurgi. Jumlah smelter ini terus bertambah seiring dengan peningkatan kebutuhan nikel di dalam negeri.

Presiden juga menyoroti keberhasilan pengembangan smelter tembaga yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral, dengan investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah

Kebijakan hilirisasi Jokowi terbukti memberikan dampak signifikan pada perekonomian Indonesia. Selain meningkatkan nilai ekspor, hilirisasi juga menciptakan lapangan kerja baru dan menambah pendapatan negara.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Indonesia terus melangkah maju dengan fokus pada pengolahan sumber daya alam dalam negeri. Dengan rencana strategis yang baik, Indonesia berpotensi menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di Asia. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral