- Adaro Energy
Adaro Energy (ADRO) Lepas 99,999% Saham AAI senilai Rp40 Triliun, Ada Apa Boy Thohir?
Jakarta, tvOnenews.com - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan rencana besar untuk menjual seluruh saham yang dimiliki di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), sebelumnya dikenal sebagai PT Alam Tri Abadi.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), ADRO, yang terafiliasi dengan konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, berencana melepas sebanyak-banyaknya 99,999% saham AAI.
Jumlah saham yang akan dijual ini setara dengan 21,90 juta saham per 30 Juni 2024, atau maksimal 7,00 miliar saham per 3 September 2024.
Penjualan saham tersebut akan dilakukan melalui mekanisme Penawaran Umum Pemegang Saham (PUPS), di mana seluruh pemegang saham Perseroan akan memiliki kesempatan untuk ikut serta.
Harga penawaran akan ditentukan menggunakan metode Volume Weighted Average Price (VWAP) atau Harga Rata-Rata Tertimbang AAI yang terbentuk setelah penutupan perdagangan pada hari pencatatan saham AAI di bursa.
Harga penawaran untuk transaksi ini diperkirakan akan berada di kisaran US$2,45 miliar atau setara Rp37,73 Triliun (kurs Rp15.400) hingga US$2,63 miliar atau Rp40,50 triliun, dengan tetap memperhatikan kewajaran transaksi sesuai dengan aturan yang tercantum dalam POJK 35/2020.
“Rencana penjualan saham ini diharapkan dapat mendukung AAI serta pilar bisnis non-batu bara termal untuk lebih fokus dalam pengembangan dan peningkatan kinerja. Selain itu, pemisahan ini akan membuka akses yang lebih luas bagi bisnis hijau Perseroan untuk memperoleh sumber pembiayaan lebih banyak dengan biaya pendanaan yang lebih kompetitif,” ujar pihak Manajemen Adaro, dikutip Jumat (13/9/2024).
Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat fokus pada bisnis non-batu bara termal dan memperluas jangkauan ke sektor energi hijau.
Tak hanya itu, langkah ini juga memberikan peluang bagi AAI untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan berperingkat tinggi yang fokus pada proyek ramah lingkungan.
Selain itu, investor publik akan memiliki lebih banyak pilihan investasi yang sesuai dengan minat mereka dalam mendukung perkembangan energi hijau.
Ke depan, Perseroan menargetkan ekspansi dan diversifikasi yang lebih agresif pada sektor non-batu bara.
Upaya ini diharapkan dapat menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang, sehingga melindungi perusahaan dari fluktuasi siklus bisnis, serta berkontribusi signifikan terhadap penciptaan nilai jangka panjang.
Selain itu, Perseroan juga menegaskan komitmennya untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dan mencapai net-zero emission pada tahun 2060, atau bahkan lebih awal melalui berbagai inisiatif yang telah dicanangkan.
Adaro menargetkan pada 2030, sekitar 50 % dari total pendapatan akan berasal dari bisnis non-batu bara termal.
Rencana ini akan diwujudkan melalui pengembangan bisnis yang mendukung terciptanya ekosistem hijau di Indonesia.
Dengan langkah ini, Adaro Energy Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam beralih ke bisnis yang lebih ramah lingkungan. (rpi)