Ada Reshuffle Kabinet di Akhir Periode, Nilai Tukar Rupiah Ternyata Terus Menguat ke Level Rp15.591 per Dolar AS.
Sumber :
  • Julio Trisaputra

Ada Reshuffle Kabinet di Akhir Periode, Nilai Tukar Rupiah Ternyata Terus Menguat ke Level Rp15.591 per Dolar AS

Senin, 19 Agustus 2024 - 15:57 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Perombakan atau reshuflle kabinet menjelang berakhirnya periode masa pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin ternyata berpengaruh besar di pasar keuangan. Bahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat pascapelantikan jajaran menteri baru di kabinet. 

Pada Senin (19/8/2024) sore, kurs tengah rupiah terhadap dolar AS atau JISDOR yang dirilis Bank Indonesia terpantau i level Rp15.591 per dolar AS, atau menguat 0,79 persen atau 125 poin, dari posisi Rp15.716 per dolar AS. 

Penguatan rupiah ini melanjutkan tren penguatan rupiah yang telah terjadi sejak Juli 2024 lalu. Dalam sebulan terakhir, nilai tukar rupiah telah menguat lebih dari 4 persen, dari level Rp16.300-an ke level Rp15.500-an. 

Penguatan nilai tukar rupiah ini sejalan dengan tren pelemahan nilai tukar dolar AS di pasar global. Dalam sebulan terakhir, nilai tukar dolar terus melemah terhadap mata uang utama dunia, seiring dengan rencana penurunan suku bunga yang akan dilakukan tahun ini. 

Penguatan nilai tukar rupiah ini tidak sejalan dengan perkiraan para pengamat yang menilai bahwa reshuffle akan membuat pelaku pasar khawatir. 

Hari ini, Presiden Joko Widodo telah melantik sejumlah menteri baru di Kabinet Indonesia Maju (KIM). Posisi Menkumham yang sebelumnya dijabat oleh Yasonna Laoly, kini diisi oleh Supratman Andi Agtas. Posisi Menteri ESDM yang sebelumnya dijabat oleh Arifin Tasrif digantikan oleh Bahlil Lahadalia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia digantikan oleh Rosan Roeslani. Kemudian untuk posisi Wamen Kominfo diisi oleh Angga Raka Prabowo.

Sentimen Negatif

Secara terpisah, Excecutive Director Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai, perombakan kabinet atau reshuffle dapat meningkatkan risiko ketidakpastian pasar.

Hal itu disebabkan adanya kemungkinan perubahan regulasi yang dilakukan dalam waktu dekat. Perubahan yang mendadak semacam ini berisiko menimbulkan dampak negatif terhadap pasar.

"Jadi kompleksitas dan ketidakpastian itu makin tinggi lagi malah dengan adanya reshuffle tadi. Jadi mungkin enggak akan terlalu berpengaruh positif sih," kata Yose dalam media briefing RAPBN 2025, di Jakarta, Senin.

Menurut Yose, meskipun aturan yang dikeluarkan pascareshuffle nanti merupakan aturan yang positif, pasar akan tetap menganggap bahwa masih terdapat ketidakpastian ke depannya.

Sementera itu, Peneliti Senior CSIS Deni Friawan juga menilai reshuffle kabinet yang dilaksanakan hari ini akan berdampak secara tidak langsung ke perekonomian. Pasar akan merespons dengan khawatir di Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tersisa satu setengah bulan lagi.

"Pasar melihatnya worry (khawatir), artinya ketidakpastian akan tinggi. Kalau itu yang akan terjadi setelah ini, ya iya," kata Deni. (hsb/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral