- Julio Trisaputra-tvOne
Jokowi Paparkan Kondisi Ekonomi 10 Tahun Terakhir dalam Pidato Kenegaraan, Pamerken Capaian Sederet Keberhasilan Program
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pidato Kenegaraan terakhirnya, menyampaikan pencapaian ekonomi Indonesia selama 10 tahun masa kepemimpinannya.
Jokowi menyampaikan, perekonomian Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan yang stabil meski di tengah gejolak ekonomi global.
Jokowi menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di kisaran 5% meskipun banyak negara lain mengalami stagnasi atau bahkan penurunan.
Lebih menariknya lagi, wilayah Indonesia Timur, seperti Papua dan Maluku, bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6%, dengan Maluku Utara melesat hingga lebih dari 20%.
“Alhamdulillah, Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara yang mampu pulih lebih cepat dan terus bertumbuh,” ujar Jokowi dalam pidatonya.
Ia menambahkan bahwa inflasi juga terkendali pada level 2-3% saat banyak negara lain mengalami lonjakan inflasi yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200%.
Selain itu, Jokowi juga memaparkan keberhasilan pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem dari 6,1% menjadi 0,8% di tahun 2024.
"Upaya perlindungan bagi masyarakat ekonomi bawah juga telah memberi manfaat luas bagi masyarakat. Rp361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat selama 10 tahun ini telah digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan lebih dari 92 juta peserta JKN per tahunnya, mulai dari usia dini sampai lansia yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden memaparkan bahwa angka stunting juga berhasil ditekan dari 37% menjadi 21,5% pada 2023. Orang nomor satu di RI itu menilai, capaian-capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen bangsa.
Presiden Jokowi juga menyoroti peningkatan daya saing Indonesia di kancah global.
Dalam periode 10 tahun terakhir, peringkat daya saing Indonesia melonjak dari posisi 44 menjadi peringkat 27 pada tahun 2024.
Menurutnya, hal ini tidak lepas dari upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur, termasuk 366 ribu kilometer jalan desa dan 2.700 kilometer jalan tol baru, yang secara signifikan menurunkan biaya logistik dari 24% menjadi 14% pada 2023.
Jokowi juga mengapresiasi pencapaian sektor energi dan industri hilir. Dalam delapan tahun terakhir, pengembangan industri hilir, seperti smelter untuk nikel, bauksit, dan tembaga, berhasil membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan menyumbangkan pendapatan negara lebih dari Rp158 triliun.
Jokowi menekankan bahwa keberhasilan ekonomi ini adalah hasil kerja keras seluruh rakyat Indonesia.
Ia berharap, fondasi yang telah dibangun selama 10 tahun terakhir dapat menjadi pijakan untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.