- Julio Trisaputra
Di Saat Nilai Tukar Rupiah Terus Terpuruk, Ini Pandangan Bank Dunia: Perekonomian Indonesia Diproyeksikan Tetap Tangguh?
Jakarta - tvOnenews.com - Di tengah ketidakpastian penurunan suku bunga di Amerika Serikat, nilai tukar rupiah kian terpuruk. Bahkan, sejak pekan lalu kurs rupiah terhadap dolar AS sempat anjlok ke level 16.500-an, dan menyentuh level terendahnya dalam empat tahun terakhir.
Meski nilai tukar rupiah terus terpuruk, World Bank atau Bank Dunia ternyata masih tetap optimistis terhadap perekonomian domestik. Dalam laporan terbaru yang dirilis Senin (24/6/2024), Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh stabil di tahun tahun mendatang.
Menurut laporan Bank Dunia berjudul Indonesia Economic Prospects, pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto/PDB) Indonesia diperkirakan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari tahun 2024 hingga 2026.
“Kesuksesan kinerja ekonomi Indonesia sebagian besar adalah berkat kerangka kebijakan makroekonomi pemerintah yang kuat, yang membantu menarik investasi,” kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk.
Dengan kebijakan yang berhati - hati atau pruden, Bank Dunia menilai Indonesia untuk menghadapi hambatan dari menurunnya harga komoditas yang sempat melonjak, meningkatnya volatilitas harga pangan dan energi, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
“Adalah penting untuk mempertahankan kebijakan makro yang berhati-hati (prudent), kredibel, dan juga transparan, seraya menciptakan ruang fiskal yang memungkinkan belanja prioritas untuk perlindungan sosial, serta berinvestasi pada modal manusia (human capital) dan infrastruktur,” jelas Carolyn Turk.
Kenaikan Bunga Acuan
Langkah kebijakan yang berhati - hati juga terlihat dari kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia untuk menghadapi gejolak di pasar keuangan global, yang mengakibatkan gejolak pada nilai tukar mata uang rupiah.
Bank Dunia mengapresiasi langkah langkah Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga kebijakannya, BI-Rate pada bulan April 2024 sebesar 25 basis poin ke level 6,25 persen, atau level tertinggi sejak tahun 2016.
"Kenaikan suku bunga terjadi saat bank sentral di negara maju menunda penurunan suku bunga kebijakan yang sebelumnya diantisipasi, sehingga memicu aliran keluar portofolio dan investasi lainnya secara signifikan, dan menyebabkan tekanan mata uang di Indonesia dan di negara berkembang lainnya," sebut Bank Dunia.
Lebih lanjut Bank Dunia memperkirakan tingkat suku bunga tingg masih akan berlangsung hingga akhir tahun 2024 ini. Bank Indonesia diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga pada tahun depan. (hsb)