BI Catat Ada Aliran Modal Masuk Atau "Capital Inflow" Senilai Rp2,42 Triliun Sepanjang Pekan Lalu.
Sumber :
  • Antara Foto

Bank Indonesia Catat Ada Aliran Modal Asing Masuk Atau "Capital Inflow" Senilai Rp2,42 Triliun Pekan Lalu

Minggu, 9 Juni 2024 - 19:59 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah maraknya aksi jual investor asing di pasar saham, pasar keuangan Indonesia secara keseluruhan ternyata masih tetap menarik. Terbukti, pekan lalu terdapat aliran dana asing atau capital inflow yang masuk ke pasar keuangan senilai Rp2,42 triliun. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, total capital inflow atau aksi beli neto investor asing atau nonresiden di pasar keuangan sebesar Rp2,42 triliun, pada periode 3 - 6 Juni 2024. 

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono menyebut, aksi beli investor asing pekan lalu terutama terjadi pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Sedangkan aksi jual masih berlanjut di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham. 

"Beli neto Rp4,53 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), jual neto Rp0,66 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,45 triliun di pasar saham," katanya dalam keterangan tertulis, akhir pekan lalu. 

Secara kumulatif hingga 6 Juni 2024, capital inflow yang masuk ke pasar keuanan bahkan tercatat mencapai Rp52,94 triliun. 

Namun, dana asing ini mayoritas masuk ke SRBI yakni mencapai Rp1,34 triliun. Sementara aksi jual asing masih terus terjadi di pasar SBN senilai Rp36,02 triliun, dan di pasar saham sebesar Rp8,01 triliun rupiah. 

Masih tingginya kepercayaan investor asing terhadap Indonesia ini juga terlihat dari turunnya tingkat premi risiko utang Indonesia, yang ditunjukkan dalam Credit Default Swap (CDS). 

"Premi CDS Indonesia 5 tahun per 6 Juni 2024 sebesar 70,50 bps, turun dibandingkan 31 Mei 2024 sebesar 71,18 bps," jelas Erwin Haryono. 

Kurs Rupiah

Seiring dengan aliran dana asing yang masih bertahan, pada Jumat (7/6/2024) pagi lalu, nilai tukar rupiah terpantau masih stabil di kisaran Rp16.230 per dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi Kamis (6/6/2024) di level Rp16.255 per dolar AS. 

Sementara, tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun yang menjadi acuan masih tetap terjaga di bawah level 7,00 persen. Pada Jumat, yield SBN 10 tahun berada di level 6,92 persen. 

Untuk mengantisipasi gejolak nilai tukar, menurut Erwin Haryono, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. (hsb)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral