Investor Asing Ramai - Ramai Jual Surat Utang Negara, Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Turun di Kuartal I-2024.
Sumber :
  • Antara Foto

Investor Asing Ramai - Ramai Jual Surat Utang Negara, Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Turun di Kuartal I-2024

Rabu, 15 Mei 2024 - 14:13 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Kuartal I-2024 mencatat penurunan sebesar 0,02 persen (yoy), dari 408,5 miliar dolar AS di Kuartal IV-2023 menjadi 403,9 miliar dolar AS. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, penurunan posisi Utang Luar Negeri bersumber turunnya utang sektor publik maupun swasta. 

Posisi Utang Luar Negeri pemerintah pada triwulan I-2024 tercatat sebesar 192,2 miliar dolar AS, atau turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 196,6 miliar dolar AS. 

"Penurunan posisi ULN pemerintah terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global," kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Rabu (15/5/2024).

Akibat gejolak di pasar keuangan global, hingga 7 Mei 2024, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih di Surat Berharga Negara hingga sebesar Rp46,61 triliun. 

Meski banyak ditinggal asing, Erwin Haryono menjelaskan, pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu. 

Selain itu, pemerintah juga senantiasa mengelola Utang Luar Negeri secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek waktu, tenor, nilai tukar, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal. 

Utang Swasta

Selain penurunan utang pemerintah, Bank Indonesia juga mencatat penurunan Utang Luar Negeri Swasta yang pada triwulan I-2024 tercatat sebesar 197,0 miliar dolar AS, atau lebih rendah dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 198,4 miliar dolar AS. 

"Secara tahunan, Utang Luar Negeri swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,8 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan lalu sebesar 1,2 persen (yoy)," jelas Erwin Haryono. 

Kontraksi pertumbuhan  tersebut bersumber dari perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) dan lembaga keuangan (financial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 1,8 persen (yoy) dan 1,6 persen (yoy). (hsb) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral