PT PP.
Sumber :
  • PT PP

Jajaran Komisaris dan Direksi BUMN PT PP Dirombak, Jadi Merger dengan WIKA?

Kamis, 25 April 2024 - 11:43 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, PT PP (Persero) Tbk. melakukan perombakan jajaran komisaris dan direksi pada Rabu, Rabu (24/4/2024).

Hal itu dikonfirmasi oleh Direktur Utama PT PP (PTPP) Novel Arsyad dalam rapat yang digelar di Auditorium Lantai 1 Plaza PP, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

"Dalam RUPS tadi terdapat perubahan jajaran komisaris dan direksi. Sedikitnya ada enam mata acara yang dibahas dibahas dalam RUPS Tahunan, salah satunya perubahan susunan pengurus," kata Dirut PTPP Novel dikutip Kamis (25/4/2024)

Novel mengatakan pemegang saham telah menetapkan Pundjung Setya Brata sebagai Komisaris Independen perseroan yang baru, menggantikan Loso Judijanto.

Dari jajaran direksi, RUPS Tahunan memberhentikan dengan hormat Sinurlinda Gustina yang menjabat Direktur Strategi Korporasi dan Human Capital Management dan Eddy Herman Harun selaku Direktur Operasi Bidang EPC.

Selanjutnya posisinya digantikan oleh I Gede Upeksa Negara sebagai Direktur Korporasi dan Human Capital Management, sekaligus menetapkan Tommy Wiranata Anwar sebagai Direktur Manajemen Risiko dan Legal. Berikut adalah susunan komisaris dan direksi baru usai RUPST:

Dewan Komisaris:

  1. Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Dhony Rahajoe
  2. Komisaris: Ernadhi Sudarmanto
  3. Komisaris: Hedy Rahadian Komisaris Independen: Jaya Kesuma
  4. Komisaris Independen: Istiono
  5. Komisaris Independen: Pundjung Setya Brata

Dewan Direksi:

  1. Direktur Utama: Novel Arsyad
  2. Direktur Keuangan: Agus Purbianto
  3. Direktur Operasi Bidang Gedung: Yuyus Juarsa
  4. Direktur Operasi Bidang Infrastruktur: Yul Ari Pramuraharjo
  5. Direktur Manajemen Risiko dan Legal: Tommy Wiranata Anwar
  6. Direktur Strategi Korporasi dan HCM: I Gede Upeksa Negara.

Selain itu, Novel Arsyad juga buka suara soal rencana Menteri Erick Thohir untuk melakukan merger terhadap 7 BUMN Karya.

Terkait hal tersebut, Novel mengatakan rencana merger BUMN Karya bisa jadi akan memberikan kontribusi lebih baik, khususnya untuk kesehatan perusahaan.

"Dipastikan saat dilakukan merger nanti kondisi PT PP dalam kondisi sehat dan tidak mempermasalahkan jika harus dimerger," kata Novel.

Adapun ketujuh perusahaan BUMN Karya tersebut adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Menteri Erick Thohir menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya.

Kementerian BUMN telah mulai melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar bisa fokus pada tugas masing-masing.

Lebih lanjut, Erick memaparkan bahwa Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya akan bergabung yang fokusnya pada proyek pembangunan air, rel dan konteks lainnya.

Hutama Karya dan Waskita nantinya akan mengerjakan proyek jalan tol, non tol, institusional building dan residential commercial.

"Wika (Wijaya Karya) dan PP (PT PP) tidak masuk ke tol road, tapi dia fokus ke pelabuhan laut dan bandara. Tapi tetap ke residential karena masuk ke aset yang tertinggal sebelumnya," ujar Erick Thohir dikutip dari Antara. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:23
04:46
05:39
03:03
03:29
02:11
Viral