- QRIS Online
Pengguna ATM Semakin Berkurang, BI Catat Transaksi Keuangan Digital Banking, BI-FAST, hingga QRIS Melonjak Tinggi, Ini Rinciannya
Jakarta, tvOnenews.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan nominal transaksi menggunakan anjungan tunai mandiri atau automated teller machine alias ATM semakin menyusut.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (24/4/2024).
Perry Warjiyo menyampaikan, kinerja transaksi sistem pembayaran di Indonesia masih tetap tumbuh kuat.
"Pada triwulan I 2024, transaksi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) meningkat 6,62% (yoy) mencapai Rp42.005,48 triliun," kata Ferry dikutip pada Kamis (25/4/2024).
Sebagai informasi, BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik antar bank menggunakan mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per-transaksi secara individual.
Selain itu, Perry juga menyampaikan bahwa transaksi menggunakan BI-Fast, digital banking, hingga sistem QRIS melonjak tajam.
Transaksi BI-FAST tercatat tumbuh positif 55,40% (yoy) mencapai Rp1.760,59 triliun. Sementara, nominal transaksi digital banking tercatat Rp15.881,53 triliun atau tumbuh sebesar 16,15% (yoy).
Di sisi lain, nominal transaksi Uang Elektronik meningkat 41,70% (yoy) sehingga menjadi Rp253,39 triliun. Sedangkan nominal transaksi kartu kredit masih meningkat 7,71% (yoy) mencapai Rp105,13 triliun.
"Transaksi QRIS pada kuartal I 2024 tumbuh 175,44% dalam perhitungan tahunan (year-on-year/yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 48,12 juta dan jumlah merchant 31,61 juta," sebut Perry.
Semakin berkembangnya sistem transaksi yang lebih modern, digital, dan praktis, membuat transaksi keuangan melalui ATM kian berkurang. Ini bisa diartikan bahwa penggunaan ATM untuk sistem pembayaran kini semakin berkurang.
"Sementara itu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM turun sebesar 3,80% (yoy), yakni tercatat Rp1.831,77 triliun," tutur Perry.
Dilihat dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah uang kartal yang diedarkan meningkat 13,15% (yoy), sehingga menjadi Rp1.073,57 triliun.
Sementara dari sisi perluasan akseptasi QRIS antarnegara, Perry menyebutkan akan terus memperkuatnya.
Dari sisi infrastruktur, Perry mengatakan bahwa kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) terjaga dengan baik, aman, dan andal, didukung oleh kondisi likuiditas dan operasional yang memadai.
Sedangkan sisi struktur industri, interkoneksi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem ekonomi keuangan digital terus meningkat.
Transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API (SNAP) yang memfasilitasi interkoneksi di antara pelaku industri di sistem pembayaran meningkat, didorong oleh perluasan kerja sama, baik dengan pengguna yang ada maupun pengguna baru.
Sementara itu, BI saat ini terus memastikan ketersediaan uang rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Indonesia. (rpi)