Kolase demo fans K-pop BTS ke Hyundai dan proyek Adaro Minerals.
Sumber :
  • Instagram @kpop4planet / Adaro Minerals

Efek Demo Fans K-pop BTS, Begini Nasib Smelter Aluminium Adaro setelah ADMR Putus Kerja Sama dengan Hyundai Motor

Sabtu, 6 April 2024 - 07:18 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Perusahaan tambang terkemuka PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) buka suara terkait putusnya hubungan kerja dengan Hyundai Motor Company.

Sebelumnya, pecahnya kontrak kerja sama Adaro dengan perusahaan asal Korea Selatan itu disebut-sebut karena gelombang protes dari fans K-pop BTS.

Pada Mei 2023 silam, Kpopers BTS melakukan kampanye keras kepada Hyundai untuk tidak membeli pasokan aluminium dari smelter Adaro yang diproduksi menggunakan batu bara.

Padahal, kedua perusahaan raksasa itu telah menjalin nota kesepakatan (MoU) sejak 13 November 2022 silam.

Hyundai dan Adaro akhirnya tidak meneruskan kontrak pada November 2023 setelah hanya 12 bulan bermitra.

Putusnya kontrak itu santer disebut-sebut karena efek demo lingkungan yang disuarakan banyak fanbase K-pop termasuk Kpop4planet melalui kampanye 'Hyundai, Drop Coal! dan berbagai dan petisi.

Diketahui, Idol Grup BTS adalah brand ambassador dari Hyundai. Karena BTS dikenal sering menyuarakan isu lingkungan, maka fans fanatik mereka yang juga sering disebut sebagai Army tak terima jika Hyundai bekerjasama dengan Adaro.

Terkait hal tersebut, Adaro Minerals akhirnya buka suara memberikan klarifikasi.

Melalui edaran resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April 2024, pihak Adaro tak menampik jika Hyundai tengah menjajaki peluang pengadaan aluminium rendah karbon menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang ramah lingkungan.

"Setelah MoU berakhir pada bulan November tahun 2023, kedua belah pihak memutuskan untuk tidak melanjutkan dan/atau memperbarui MoU tersebut," tulis Heri Gunawan selaku Direktur PT Adaro Minerals Indonesia.

Nasib Proyek Smelter Aluminium Adaro

Setelah kontrak berakhir, Adaro akhirnya menandatangani MoU dengan pihak-pihak lain yang siap menyerap hingga 70% dari total kapasitas produksi smelter aluminium milik PT Kalimantan Aluminium Industry (anak perusahaan Adaro).

Langkah tersebut dilakukan demi mengoptimalkan penyerapan penjualan produk aluminium ingot di pasar domestik

Hal itu sejalan dengan komitmen ADMR untuk berpartisipasi dalam program pemerintah terkait hilirisasi aluminium yang akan memberikan dampak efisiensi produksi dan menyerap ribuan tenaga kerja.

Meski dianggap tak ramah lingkungan, upaya ADMR tersebut dilakukan demi ketersediaan aluminium demi peningkatan daya saing produk sumber daya alam di Indonesia.

Tak hanya itu, hilirisasi aluminium nantinya juga akan turut membantu pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan berperan dalam mewujudkan industri yang rendah karbon untuk mencapai target Net Zero Emission di kemudian hari.

"Sampai dengan tanggal surat ini, tidak ada fakta/informasi material/kejadian penting yang dapat berpengaruh signifikan terhadap Perseroan serta dipandang dapat mempengaruhi fluktuasi perdagangan saham Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik," tutup Adaro dalam pengumuman resmi. (rpi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:43
04:41
05:26
03:59
01:39
01:02
Viral