Kondisi atap ruang kelas SD Muhammadiyah di Gunungkidul yang ambrol dan melukai puluhan murid..
Sumber :
  • Tim tvOne - Lucas Didit

Pasca Atap Kelas Runtuh, Siswa SD di Gunungkidul Masih Trauma dan Tidak Mau Sekolah

Kamis, 10 November 2022 - 12:35 WIB

Gunungkidul, DIY - Peristiwa runtuhya atap ruang kelas SD Muhammadiyah Bogor, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Yogyakarta pada Selasa (7/11/2022) lalu, berbuntut panjang. Selain menyebabkan puluhan murid luka-luka, satu murid bernama Fauzi Ajitama (12), meninggal dunia. 

Selain itu, paska kejadian para siswa mengalami trauma dan tidak mau sekolah. Hal itu disampaikan Widodo, salah satu wali murid, warga Ngawu, Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Gunungkidul dimana kedua anaknya bersekolah di SD Muhammadiyah Bogor. 

Anak pertamanya yang bernama Abin adalah murid kelas 6, dan termasuk siswa yang berada dalam ruang kelas yang ambruk. Sementara anak perempuannya yang kecil bernama Rena adalah murid kelas 1.

"Saat kejadian, Abin anak saya berada dalam ruang kelas dan ketika atap ambrol ia sedang berada di dekat tembok. Ia bercerita sebelum kejadian mengajak Fauzi (siswa yang meninggal) keluar kelas untuk olah raga," kata Widodo, Kamis (10/11/2022).

Menurut Widod, trauma yang dialami Abin dan siswa yang lain dapat dimaklumi, mengingat Fauzi (almarhum) adalah teman satu meja dengan Abin. Bahkan dalam keseharian mereka juga teman bermain. 

"Dari cerita anak saya, pas atap ambrol, Fauzi masih berada di mejanya, posisinya berada di tengah ruangan. Abin melihat temannya satu bangku ini tertimpa atap," lanjut Widodo.

Saat ini, baik Abin dan Rena tidak mau sekolah lagi. Bahkan saat ditawari untuk masuk sekolah, Rena tampak langsung ketakutan dan menangis. Widodo sendiri mengaku bingung, karena Abin sudah mendekati lulus, jadi tanggung ketika harus pindah sekolah.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan di SD Muhammadiyah Bogor

"Dari keterangan guru, para murid di sana mengalami trauma mendalam, terlebih mereka melihat teman-temannya terluka dan ada yang meninggal," terang Nunuk. 

Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak untuk pemulihan trauma anak. Ia juga akan melibatkan dokter spesialis kejiwaan dalam pemulihan trauma ini. 

"Untuk kegiatan belajar mengajar kami minta dihentikan dulu, kita fokus untuk pemulihan trauma, tapi jika ada siswa yang mau belajar kami minta tetap dilayani secara daring," ujarnya. 

Dari pantauan di lapangan, saat ini ada Tim psikolog dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yang melakukan assesment terhadap langkah penanganan trauma bagi para murid. (Ldhp/Buz) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral