news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada periode revolusi kemerdekaan RI,.
Sumber :
  • Dok.Wikipedia

Ketika Jakarta Ditekan Belanda, Inisiatif Sri Sultan Hamengku Buwono IX Ini Menyelamatkan Pemerintahan Soekarno

Ketika pemerintah Indonesia di Jakarta menghadapi tekanan dari Belanda, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengundang para tokoh bangsa untuk pindah ke Yogyakarta.
Rabu, 13 Juli 2022 - 07:22 WIB
Reporter:
Editor :

Yogyakarta, DIY - Ketika itu, tahun 1949 Soekarno-Hatta beserta seluruh jajaran staf kabinet Republik Indonesia harus kembali ke Jakarta, masa pemerintahan dengan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Negara telah usai. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyampaikan pesan perpisahan dengan sangat berat hati.

“Yogyakarta sudah tidak memiliki apa-apa lagi, silakan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta”. Demikianlah Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjalankan sabda pandita ratu-nya.

Sejarah telah mencatat tentang peran besar Sri Sultan Hamengku Buwono IX  bagi tegaknya NKRI pada masa perang merebut kemerdekaan.

Pernyataan bergabung dengan Indonesia menjadi salah satu tonggak penting sejarah Keraton Yogyakarta. Dikutip dari sumber kratonjogja.id, ketika sebuah negara baru lahir dengan dikumandangkannya proklamasi oleh Soekarno dan Moh. Hatta pada di 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX segera mengambil sikap. 

Foto: Presiden Soekarno (kiri) dan sri Sultan Hamengku Buwono IX, April 1949 (Dok.Wikipedia)

Dua hari setelah proklamasi, Ia mengirim telegram ucapan selamat kepada para proklamator. Dua minggu setelahnya, tepatnya tanggal 5 September 1945, bersama Paku Alam VIII, Ia mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa daerah Yogyakarta adalah bagian dari wilayah Republik Indonesia.

Yogyakarta dengan demikian resmi memasuki abad modernnya, dimana dia bukan lagi sebuah entitas negara sendiri, tetapi bagian dari negara republik. Langkah ini yang didukung sepenuhnya oleh rakyat Yogyakarta, dan di kemudian hari dibuktikan dengan pengabdian yang total. 

Ketika negara yang baru lahir ini menghadapi tekanan dari pemerintah kolonial yang datang kembali, Sri Sultan HB IX menyatakan bahwa Yogyakarta siap menjadi ibu kota negara Republik yang baru berdiri tersebut, Ia mengundang para tokoh bangsa untuk pindah ke Yogyakarta.

Ketika itu pada tanggal 3 Januari 1946, jelang tengah malam, rombongan Presiden Soekarno dengan menumpang gerbong kereta yang dimatikan lampunya bertolak menuju Yogyakarta. Rombongan tersebut berhasil mencapai kota Yogyakarta dengan selamat pada 4 Januari 1946.

Peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX terhadap republik juga ditunjukkan melalui dukungan finansial. Selama pemerintahan republik berada di Yogyakarta, segala urusan pendanaan diambil dari kas keraton. 

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral