news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Sahat M Panggabean, Kepala Barantin menjadi narasumber dalam acara Lokakarya Nasional “Prospek Budi Daya dan Hilirisasi Sarang Burung Walet di Indonesia” yang dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan, UGM Yogyakarta, Sabtu (26/4/2025)..
Sumber :
  • tim tvOne - Sri Cahyani Putri

Ekspor Sarang Burung Walet Belum Optimal, Barantin Kawal Strategi Pemenuhan Standar Regulasi untuk Hilirisasi

Badan Karantina Indonesia (Barantin) berkomitmen terus mengawal strategi pemenuhan standar ekspor sarang burung walet di Indonesia. Hal ini menyusul belum optimalnya volume ekspor produk yang diambil dari liur burung walet ini ke negara tujuan karena persyaratannya yang ketat.
Minggu, 27 April 2025 - 23:14 WIB
Reporter:
Editor :

Sleman, tvOnenews.com - Badan Karantina Indonesia (Barantin) berkomitmen terus mengawal strategi pemenuhan standar ekspor sarang burung walet di Indonesia. Hal ini menyusul belum optimalnya volume ekspor produk yang diambil dari liur burung walet ini ke negara tujuan karena persyaratannya yang ketat.

“Barantin akan terus mengawal pada pemenuhan standar karantinanya sesuai persyaratan negara tujuan serta terus melakukan pendampingan karena hilirisasi ini juga merupakan program utama pemerintah,” ungkap Sahat M Panggabean, Kepala Barantin saat menjadi narasumber dalam acara Lokakarya Nasional "Prospek Budi Daya dan Hilirisasi Sarang Burung Walet di Indonesia" yang dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan, UGM Yogyakarta, Sabtu (26/4/2025).

Menurut Sahat, sarang burung walet Indonesia menjadi primadona ekspor di Cina. Namun, karena persyaratan yang ketat menyebabkan volume ekspor ke Cina belum optimal. Pada 2024, jumlah kapasitas ekspor sarang burung walet ke Cina sebesar 694 ton. Dari jumlah tersebut, hanya terealisasi 376 ton atau separuhnya.

Kemudian, pada 2024, jumlah ekspor sarang burung walet Indonesia sebanyak 1.274 ton dengan tujuan berbagai negara, seperti Hong Kong, Cina, Vietnam, Singapura, Amerika Serikat, Taiwan, Malaysia, dan Australia. Padahal, ekspor sarang bulut walet terdiri dari berbagai jenis, baik bahan baku maupun produk jadi seperti makanan dan minuman. 

Walaupun begitu, hilirisasi sarang burung walet tidak sebatas pada produk makanan dan minuman, namun juga bisa dalam bentuk produk lain seperti Peptida Bioaktif, Produk Kecantikan dan Farmaseutikal. 

“Sarang burung walet ini memang harganya cukup bagus, terutama saat ini yang paling tinggi ke Cina karena banyak kandungannya seperti protein, karbohidrat, mineral, juga unsur nilai kultur budaya serta prosesnya yang memerlukan keahlian dan tahapan yang panjang,” tutur Sahat.

Sahat menjelaskan bahwa Indonesia pada umumnya adalah tempat yang potensial dan baik untuk melakukan budi daya walet karena kondisi iklim dan geografis serta potensi alamnya yang sangat mendukung. Namun, tantangannya adalah pemenuhan standar keamanan pangan negara tujuan ekspor. Hal tersebut menurutnya perlu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang ada. 

Beberapa negara tujuan ekspor menerapkan persyaratan yang berbeda-beda, seperti Cina yang menerapkan beberapa persyaratan seperti Unit Prosessing Sarang Burung Walet (Instalasi Karantina Hewan) yang teregistrasi di Barantin dan GACC (General Administration of Customs of the People's Republic of China), penerapan HACCP dan jaminan ketertelusuran sampai ke rumah walet yang harus terdaftar di Barantin dan GACC, pemanasan sampai suhu inti mencapai minimal 70˚C dan dibiarkan selama minimal 3,5 detik untuk mematikan agen patogen, kadar nitrit ≤ 30 ppm, kadar air 15%, serta harus bebas cemaran biologi, kimia dan fisik.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral