- Andri Prasetiyo
Banyak Klaster Covid-19 Sekolah, DPRD Sleman Desak Gencarkan Tracing
Sleman, DIY - Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta terus meningkat dari hari ke hari. Data Satgas Covid-19 Sleman mencatat pada hari Jumat (4/2/2022) kemarin terjadi 159 kasus positif baru.
Angka ini meningkat dibanding hari sebelumnya yang berjumlah 149 kasus, dan tanggal 2 Februari sejumlah 56 kasus positif baru. Sementara pasien yang menjalani isolasi di isoter berjumlah 103 orang, terdiri dari 94 orang di Asrama Haji dan 9 orang di Rusunawa Gemawang.
Dari jumlah tersebut mayoritas pasien didominasi para pelajar dari sejumlah sekolah di Kabupaten Sleman. Jumlah terbanyak berasal dari klaster sekolah boarding Al Azhar yakni 74 pasien.
Banyaknya kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah membuat DPRD Sleman angkat bicara. Ketua Komisi D DPRD Sleman Muhammad Arif Priyo Susanto dengan tegas meminta Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan menggencarkan tracing atau pelacakan ke sekolah-sekolah yang siswanya terpapar Covid-19.
"Dua instansi itu harus meningkatkan kewaspadaan dini dalam menghadapi Covid-19 terutama di sekolahan," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (5/2/2022).
Sebagai komisi yang membidangi masalah kesehatan dan pendidikan, kata Arif, pihaknya ikut peduli dengan nasib para siswa. Ia tak ingin lonjakan kasus Covid-19 terus meluas hingga ke sekolah-sekolah lain.
Selain tracing, pihaknya juga mendesak dilakukan tes PCR secara acak atau sampling kepada para siswa dan guru di sekolah.
"Hal ini penting dilakukan agar kita bisa mendeteksi secara dini apakah siswa tersebut terpapar Covid-19 atau tidak," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana menyebut sedikitnya ada 6 sekolah yang sudah terpapar Covid-19. Dari 6 sekolah tersebut ada puluhan siswa dan guru yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Yang pertama di sekolah Al Azhar, kemudian yang selanjutnya di SMP Negeri 2 Depok, kemudian di SD Salman Alfarisi, selanjutnya di SD Lukmanul Hakim, kemudian yang selanjutnya di SMP Negeri 1 Ngaglik, yang terakhir di SD Negeri Cebongan," kata Ery, Jumat.
Menurut Ery, semua siswa dan guru yang dinyatakan positif Covid-19 sudah dilakukan isolasi. Namun tidak semua menjalani isolasi terpusat di isoter, tetapi sebagian melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Mudah-mudahan semuanya mandali (aman terkendali) dan yang dinyatakan positif semua sudah isolasi, baik di rumah maupun di isoter dan Alhamdulillah semuanya terpantau baik-baik saja," pungkasnya. (Andri Prasetiyo/act)