- tim tvOne - Nuryanto
Awan Panas Gunung Merapi Pukul 14.12 WIB Ada Indikasi Eksplosif atau Klasifikasi Letusan
Yogyakarta, tvOnenews.com - Awan panas Gunung Merapi kembali meluncur pada Minggu (21/1/2024). Peristiwa ini diindikasikan sebagai erupsi eksplosif atau diklasifikasikan menjadi letusan Gunung Merapi.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso yang menjelaskan bahwa kejadian Awan Panas pada pukul 14.12 WIB diklasifikasikan sebagai letusan.
"Erupsi di gunung api bisa berupa erupsi efusif (guguran lava, awan panas guguran) atau eksplosif (letusan). Untuk event tadi yang pukul 14.12 WIB ada indikasi ke arah eksplosif. Namun, karena di kategori kegempaan di laporan MAGMA tidak ada kategori erupsi, sehingga kami klasifikasikan menjadi letusan," jelas Budi.
Dari periode pengamatan sejak pukul 12.00 -18.00 WIB, teramati 1 kali letusan, tinggi kolom dan luncuran tidak teramati. Selain itu, juga terjadi 2 kali awan panas guguran ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 2 kilometer (2000 meter).
BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadinya kegempaan letusan 1 kali, awan panas guguran 2 kali, kegempaan guguran 58 kali dan hybrid/fase banyak 11 kali.
Hingga kini, tingkat aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada Level III (Siaga). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
"Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," ungkap Budi.
Dari data pemantauan, menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar serta awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," pungkas Budi. (Nur/Ard)