- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
KGPAA Paku Alam X Mantu, Ciptakan Batik Sakral Mengacu Kecerdasan Bathara Indra
Yogyakarta, tvOnenews.com - Kadipaten PakualamanYogyakarta dalam waktu dekat akan menyelenggarakan Dhaup Ageng atau upacara pernikahan agung putra kedua Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X dengan Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam.
Proses pernikahan putra kedua Paku Alam X yaitu B.P.H. Kusumo Kuntonugroho (dengan nama kecil R.M. Bhismo Srenggoro Kunto Nugroho) dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti akan berlangsung di Kagungan Dalem Pura Pakualaman Yogyakarta.
GKBRAA Paku Alam menyampaikan, tema Dhaup Ageng putranya mengacu kecerdasan Bathara Indra.
Karakter utama Bathara Indra adalah sifat kecendekiawanannya yaitu gemar belajar dan selalu termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri.
Perwujudan kecerdasan Bathara Indra direpresentasikan dalam sebuah wastra batik dengan motif Indra Widagda. Bersumber dari teks Asthabrata dalam naskah Kuno Sestradisuhul (1847).
Pesan moral dalam motif batik tersebut diharapkan dapat menjadi penuntun kecerdasan pikir dan hati kedua calon mempelai pengantin dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kedua calon mempelai pengantin, batik Indra Widagda juga akan dikenakan oleh orang tua calon pengantin, sentono, kerabat hingga abdi dalem.
"Semua pihak yang terlibat dalam rangkaian upacara Dhaup Ageng juga akan dapat meneladani karakter Bathara Indra yang cerdas dalam hal intelektual, emosional dan spiritualnya," tuturnya di hadapan awak media, Rabu (3/1/2024).
Terlebih, motif batik Indra Widagda dibuat sendiri oleh GKBRAA Paku Alam. Seperti batik Indra Widadga Jatmiko yang merupakan perpaduan Indra Widagda dengan batik lurik. Batik tersebut akan dikenakan mempelai pengantin setelah prosesi siraman.
Di prosesi midodareni ada namanya batik Indra Widagda Taju tresna yang menggabungkan batik Indra Widagda dengan batik gringsing.
Juga ada perpaduan batik Indra Widagda dengan batik Semen Kidang yang akan dipakai dalam prosesi panggih dan pahargyan pertama.
"Saya desain batik ini selama 2 tahun ada yang sepanjang 6 meter dan 5,5 meter serta memakai produk emas asli," kata GKBRAA Paku Alam.
Sementara itu, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radyowisroyo menambahkan, rangkaian acara pernikahan akan dilaksanakan mulai 7-11 Januari 2024.
Proses Dhaup Ageng yang telah berlangsung pada hari Rabu ini diawali dengan rangkaian acara Bucalan yang dimaknai membuang atau menyingkirkan semua rintangan dan gangguan secara metafisik maupun nyata dari seseorang yang mempunyai rencana tidak baik.
Kemudian sorenya dilanjutkan dengan Wilujengan atau memohon keselamatan kepada Tuhan yang Maha Bijaksana. Harapannya, seluruh rangkaian Dhaup Ageng berjalan lancar.
Disebut Dhaup Ageng karena mengikuti tradisi kerajaan yang tidak dapat disaksikan setiap saat oleh masyarakat. Karakteristiknya memancarkan aura kebesaran dan keagungan.
"Momentum Dhaup Ageng kedua di Pura Pakualaman bukan hal biasa. Banyak budaya yang sudah tidak banyak diketahui masyarakat sehingga prosesi Dhaup Ageng harus diuri-uri," katanya. (scp/dan)