- tim tvOne - Nuryanto
Ratusan Pemanah dari Berbagai Daerah Ikuti Festival Panahan Tradisional - Jogjakarta
Yogyakarta, tvOnenews.com - Ratusan pemanah dari seluruh Indonesia berkumpul mengikuti Festival Panahan Tradisional - Jogjakarta (Jogja- Traditional Archery Festival) yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DIY dengan dukungan Puro Pakualaman dan Persatuan Panahan Indonesia (Perpani DIY), Sabtu (17/6) di Lapangan Panahan Kenari Yogyakarta. Selain itu, kegiatan ini sekaligus memperingati Hadeging ke-211 Masehi Kadipaten Pakualaman .
Panahan tradisional termasuk kegiatan olahraga khas Kerajaan Mataram atau dikenal dengan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta. Busur panahnya pun terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, yakni terbuat dari kayu dan bambu, bukan menggunakan material buatan pabrik.
Salah satu peserta dari Komunitas Taman Sriwedari Surakarta, Eddy Roostopo mengungkapkan rasa bangga dan senang karena masih banyak orang yang ikut melestarikan panahan tradisional ini.
Eddy Roostopo juga merupakan atlet panahan tradisional yang meraih satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu dengan rekor jarak 50 meter pada PON XI tahun 1985 di Jakarta.
"Saya ingin menyebar virus jemparingan di seluruh nusantara sehingga mereka bisa jemparingan. Tidak hanya jemparingan dengan gaya Mataram, silahkan (panahan) dari berbagai daerah bisa diterapkan," katanya.
Menurutnya, panahan tradisional ini juga dibutuhkan oleh siswa-siswi mulai dari Sekolah Dasar (SD).Dengan belajar memanah, anak menjadi fokus.
''Terutama anak-anak dari SD sudah belajar memanah. Panahan tradisional ini membuat anak menjadi fokus dalam menerima pelajaran di sekolah dan nilai akan bagus. Selain itu, untuk para pekerja pun bisa refreshing di sini sebab dapat menambah ketelitian dalam pekerjaan. Ini sungguh sangat luar biasa jika diikuti," jelasnya.
Acara ini menjadi menarik dan unik karena para peserta yang ikut menggunakan baju khas daerah masing-masing, tak terkecuali Penjabat Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo yang menggunakan busana Jawa lengkap.
Singgih Raharjo ikut mencoba dan merasakan panahan tradisional tersebut. Ia mengungkapkan, kegiatan ini rutin dilakukan agar para pemanah tradisional di seluruh Indonesia melestarikan serta menjadi awal adanya Festival Panahan Tradisional bertaraf Internasional.
''Ini merupakan wahana bertemunya para pemanah tradisional di seluruh Indonesia untuk bersama-sama melestarikan panahan. Selain itu, kami rencanakan akan mengadakan festival panahan tradisional bertaraf internasional," jelas Singgih.
Panahan tradisional menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, baik dari busur, gendewa, dan targetnya. Menjadi unik dan menarik lagi karena semua pemanah menggunakan pakaian tradisional masing-masing daerahnya. Selain itu, saat memanah pun juga memiliki keunikan tersendiri, ada yang berdiri dan ada pula yang duduk.,
"Harapannya panahan tradisional ini tidak hanya dikenal oleh warga lokal, namun hingga mancanegara," pungkas Singgih. (Nur/Ard)