- Istimewa
Dokter Forensik Ungkap Kondisi Korban Mutilasi Sleman, Pelaku Lakukan Hal-Hal Ini saat “Eksekusi”
Sleman, tvOnenews.com - Dokter forensik ungkap kondisi korban mutilasi Sleman. Pelaku lakukan hal-hal ini saat eksekusi. Diketahui korban mutilasi Sleman meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan di sebuah wisma di Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Adapun korban mutilasi Sleman adalah AI (34) dan pelaku adalah HP (23). Pelaku disebut mengeksekusi korban dengan sadis.
Keberadaan AI di wisma itu baru diketahui oleh saksi dan polisi satu hari setelah dimutilasi.
Diperkirakan korban dieksekusi pada Sabtu (18/3/2023) sekitar pukul 15.15 WIB. Sedangkan, korban ditemukan pada Minggu (19/3/2023) pukul 23.00 WIB.
Setelah dilakukan serangkaian olah TKP, korban mutilasi Sleman dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY pada Senin (20/3/2023).
Kemudian, jasad korban mutilasi Sleman diotopsi oleh tim dokter dan Inafis Polda DIY untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter forensik ungkap kondisi korban mutilasi Sleman, pelaku lakukan hal-hal ini saat eksekusi. Dok: Andri Prasetiyo/tvOne
Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY Aji Kadarmo mengatakan proses otopsi dilakukan selama beberapa jam sejak pagi hari hingga siang hari.
"Kami melakukan pemeriksaan pada Senin tanggal 20 Maret 2023 mulai jam 6.45 pagi sampai siang hari. Setelah dilakukan pemeriksaan, kemudian dilakukan pemulasaraan jenazah. Kemudian jenazah dibawa keluarga untuk dimakamkan," ujar Aji, Rabu (22/3/2023).
Aji memaparkan kondisi korban saat diotopsi sudah dalam keadaan membusuk di beberapa bagian tertentu.
Pasalnya, sejak kematian korban, ditemukannya korban dan diotopsinya korban sudah memakan lebih dari 24 jam.
"Kita sudah temukan ada pembusukan di bagian-bagian tertentu, yaitu di bagian perutnya terutama,” jelasnya.
Dia juga membeberkan terkait jumlah potongan tubuh korban. Menurutnya, ada beberapa bagian tubuh korban yang sudah terpisah.
"Kami temukan ada luka. Luka ini adalah luka dalam bagian potongan yang terbesar. Itu ada terpisah menjadi tiga bagian, yaitu di bagian setinggi kedua pangkal paha. Jadi ada 1 ada 2. Kemudian, di bagian yang besarnya lagi itu sudah terpisah berarti di bagian perut dari setinggi paha sampai ke bagian kepala. Itu yang benar-benar terpisah," ungkapnya.
Dokter forensik ungkap kondisi korban mutilasi Sleman, pelaku lakukan hal-hal ini saat eksekusi. Dok: Istimewa
Temuan lainnya adalah kondisi kepala korban. Aji mengatakan kondisi kepala korban hampir terpisah dari badan dengan luka di bagian leher.
"Sebenarnya ada lagi yang terpisah. Belum terpisah, yaitu di bagian leher, setinggi leher. Itu masih kita temukan ada kulit yang menggelambir di bagian belakangnya," terangnya.
Di bagian dada dan perut, lanjut Aji, ditemukan potongan-potongan kecil hingga sedang yang jumlahnya mencapai 62 bagian.
Selain dari sisi forensik, pihaknya juga menemukan ada bekas kekerasan benda tumpul di bagian kepala. Kekerasan benda tumpul ini bersifat melumpuhkan korban.
"Memang ada luka terbuka gunanya untuk melumpuhkan. Sedangkan, untuk mengeksekusinya, mohon maaf itu di bagian leher," terangnya.
Terkait banyaknya potongan tubuh yang dimutilasi pelaku, potongan tubuh yang totalnya mencapai 65 bagian mengindikasikan bahwa pelaku melakukan mutilasi dengan tidak tergesa-gesa.
"Jadi ada potongan besar, kecil sampai sedang. Menurut kami ini dilakukan tidak dengan buru-buru. Maksudnya mungkin dari pelaku dia ingin cepat tapi dalam pelaksanaannya itu ternyata dia memotong dengan membutuhkan waktu yang cukup lama," pungkasnya. (apo/nsi)