- Istimewa
BLTS Kesra Disalurkan di Kawasan Terdampak Bencana
tvOnenews.com - Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat (BLTS Kesra) kembali digelar pemerintah di berbagai daerah di Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga daya beli keluarga rentan. Program bantuan sosial tunai yang berada di bawah koordinasi Kementerian Sosial RI ini disalurkan kepada jutaan keluarga penerima manfaat (KPM) melalui mitra resmi pemerintah, salah satunya Pos Indonesia atau PosIND, yang menjalankan mandat negara hingga ke tingkat paling dekat dengan warga.
Di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pelaksanaan BLTS Kesra berlangsung dalam situasi yang tidak biasa. Sejumlah wilayah, termasuk Kecamatan Malalak, baru saja terdampak bencana banjir dan longsor. Jalan terputus tak lagi bisa dilewati, jembatan rusak bahkan lenyap diterjang banjir, dan yang pasti banjir dan longsor yang melanda kawasan ini memutus akses antar nagari dan warga di dalamnya.
Aktivitas pertanian sangat terganggu, serta menekan ekonomi keluarga yang sebagian besar bergantung pada hasil sawah dan ladang. Sebagian warga kehilangan penghasilan karena sawah dan ladang tak lagi bisa digarap, sementara kebutuhan hidup sehari-hari tetap berjalan.
Dalam kondisi tersebut, Pos Indonesia tetap menjalankan tugasnya sebagai pelaksana penyaluran BLTS Kesra, sekaligus ikut terlibat dalam distribusi bantuan logistik kebencanaan yang dikirimkan dari berbagai daerah. Penyaluran bantuan tunai dari pemerintah dan distribusi bantuan darurat berjalan beriringan, menandai hadirnya negara melalui dua jalur sekaligus: perlindungan sosial dan tanggap darurat bencana. Keduanya berjalan bersamaan, menyentuh warga di waktu yang sama.
Bagi warga terdampak, BLTS Kesra bukan sekadar bantuan uang. Ia hadir sebagai penyangga sementara di tengah ketidakpastian, sementara bantuan logistik menjawab kebutuhan paling mendesak. Di lapangan, mandat kebijakan pemerintah diterjemahkan menjadi kerja nyata oleh petugas Pos Indonesia yang tetap bergerak, bahkan ketika akses jalan rusak dan medan sulit ditempuh.
Warga di daerah Agam sebagian besar bekerja sebagai petani di sawang dan ladang. Bagi Erianis, petani di Malalak, dampak bencana terasa sangat nyata.
“Jembatan putus. Parah sekali,” katanya singkat.
Sawah yang biasa menjadi sumber penghidupan kini sulit dijangkau. Aktivitas bertani terhenti, sementara kebutuhan rumah tangga tetap berjalan. BLTS Kesra sebesar Rp900.000 yang diterimanya digunakan untuk kebutuhan anak dan keluarga.
“Bermanfaat sekali,” ujarnya.
Dalam situasi darurat, uang tunai memberi fleksibilitas, warga bisa menentukan sendiri prioritas paling mendesak. Cerita serupa datang dari Epizar, buruh tani di Malalak Barat. Longsor memutus jalan utama, membuatnya kesulitan bekerja.
“Jalan terputus, jadi kerja ya terhambat,” katanya.
- Istimewa
Bantuan BLTS Kesra ia gunakan untuk biaya sekolah anak. Informasi bantuan ia terima dari wali jorong, dan proses pencairan dinilainya mudah. Sementara itu, Syukur, yang juga petani di Malalak Barat, datang mengambil bantuan dengan membawa harapan sederhana. Ia mengaku menerima undangan dari wali jorong dan wali nagari untuk mengambil BLTS Kesra. Ladangnya terdampak sebagian akibat bencana, meski rumahnya relatif aman.
“Yang penting bisa nambah beras, minyak, sarden, ya sembako dapur,” ujarnya.
Bantuan tunai sebesar Rp900.000 itu, menurut Syukur, setidaknya bisa menambah stok pangan keluarga di tengah penghasilan yang menurun. Ladangnya terdampak sebagian, penghasilan menurun, dan bantuan tunai menjadi penopang sementara. Ia juga menyebut sebelumnya telah menerima bantuan sembako seperti beras, minyak, dan makanan instan, namun BLTS Kesra memberinya keleluasaan untuk memenuhi kebutuhan mendesak lainnya.
Strategi Penyaluran Bantuan di Medan Sulit
Di tengah akses jalan yang rusak, pola penyaluran bantuan harus menyesuaikan. Samiar, salah satu KPM, sebelumnya menerima bantuan logistik seperti karpet, tikar, dan kompor gas. Ketika BLTS Kesra disalurkan, ia merasakan manfaat layanan door to door.
“Biasanya kami harus datang ke kantor. Sekarang petugas pos yang datang,” ujarnya
Dalam kondisi longsor, layanan antar menjadi krusial, terutama bagi warga yang kesulitan mobilitas. Dari sisi pelaksana, Robby Riyanto, Executive Manager (EM) Kantor Cabang Bukittinggi, menjelaskan bahwa untuk wilayah terdampak bencana, Pos Indonesia menyesuaikan skema penyaluran.
“Untuk daerah terdampak, kami lebih banyak melakukan penyaluran door to door dan berbasis komunitas,” ujarnya.
Koordinasi dilakukan dengan nagari untuk menentukan titik lokasi penerima. Kendala utama, menurut Robby, adalah akses jalan.
“Dalam kondisi normal, daerah ini mudah dijangkau. Tapi sekarang infrastruktur jalan menjadi tantangan,” katanya.
Meski demikian, Pos Indonesia menargetkan kinerja penyaluran mendekati 100 persen. “Prinsip kami mempermudah masyarakat mendapatkan bantuan,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Robert Chaniago, Branch Manager KCP Bukittinggi Pasar Atas. Di Kecamatan Malalak, penyaluran BLTS Kesra dilakukan di kantor wali nagari karena jalur transportasi rusak.
“Karena banyak jalan putus atau amblas, penyaluran kami lakukan di kantor wali nagari yang mudah diakses,” ujarnya.
Bantuan Tunai sebagai Jembatan Pemulihan
Di wilayah bencana, BLTS Kesra berfungsi sebagai jembatan pemulihan ekonomi. Tidak seperti logistik yang sifatnya seragam, bantuan tunai memberi fleksibilitas. Warga bisa memilih: membeli beras, membayar sekolah, atau menutup kebutuhan mendesak lain.
Bagi Rosni, Syukur, Irma Putri, Desmawati, Erianis, hingga Samiar, BLTS Kesra bukan sekadar angka Rp900.000. Ia menjadi ruang bernapas di tengah ketidakpastian, di saat sawah belum bisa digarap dan jalan belum pulih.
Di Kecamatan Malalak dan sebgian wilaayah kabupaten Agam, pemulihan masih berjalan perlahan. Jalan dan jembatan belum sepenuhnya pulih, sawah membutuhkan waktu untuk kembali digarap, dan sebagian warga masih hidup dalam bayang-bayang trauma bencana. Namun di tengah situasi tersebut, bantuan negara terus hadir melalui proses yang berkelanjutan.
Bagi para korban banjir dan longsor di Agam, kehadiran pemerintah melalui berbagai skema bantuan adalah pengingat bahwa mereka tidak dibiarkan menghadapi krisis sendirian. Negara hadir melalui kebijakan, melalui anggaran, dan melalui orang-orang yang bekerja di lapanga, dari petugas kebencanaan, relawan, hingga petugas Pos Indonesia yang tetap menjalankan mandat penyaluran bantuan sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan publik.
Di tengah medan yang sulit, tugas itu dijalankan tanpa hiruk-pikuk. Bantuan diantarkan, data diverifikasi, dan warga didatangi satu per satu. Dari proses itulah, pemulihan sosial dan ekonomi perlahan dibangun kembali, tidak dengan janji besar, tetapi melalui kehadiran yang konsisten.
BLTS Kesra dan bantuan bencana berjalan bersamaan, satu menjaga hari ini, satu membuka jalan menuju esok. Di tengah lumpur dan longsor, kehadiran itu menjadi penanda bahwa warga terdampak tidak sepenuhnya sendiri.(chm)