- Pemprov Sumut
“Trail of The Kings”: Lomba Lari Lintas Alam yang Menghidupkan Legenda di Tanah Toba
Samosir, tvOnenews.com — Para pelari dari berbagai negara melewati jalur menantang di Pulau Samosir, Danau Toba, dalam ajang Trail of The Kings, sebuah kompetisi lari lintas alam yang memadukan keindahan alam, ketangguhan fisik, dan kekayaan budaya Batak.
Para pelari menggapai garis finish dengan terlebih dahulu melewati panorama kaldera purba terbesar di dunia. Peserta melewati medan berbatu, hutan lebat, serta situs-situs bersejarah yang sarat legenda.
Melalui event ini, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) ingin memperkenalkan Danau Toba sebagai destinasi sports tourism kelas dunia, sekaligus memberi penghormatan pada semangat para leluhur Batak yang dikenal sebagai pelopor dan pemimpin di tanah Toba.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution mengatakan, seluruh peserta tampak antusias dan siap menaklukkan berbagai medan untuk mencapai garis finis.
Ajang lari lintas alam Trail of the Kings - Lake Toba diselenggarakan oleh UTMB World Series dengan menampilkan panorama Danau Toba menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta dan penonton berbagai penjuru dunia.
“Tentu ini menjadi perhatian penting bagi kita dalam kolaborasi mempromosikan pariwisata Sumatera Utara. Selama beberapa hari ini, ribuan orang datang ke sini, baik dari luar negeri maupun luar provinsi," tutur Bobby.
Trail of The Kings memiliki makna historis yang mendalam. Dalam sejarahnya, masyarakat Batak dikenal sebagai bangsa yang tangguh dan visioner para “raja” yang membuka jalan, membangun komunitas, dan menaklukkan alam untuk menciptakan peradaban baru di wilayah Danau Toba. Semangat kepemimpinan dan daya juang inilah yang ingin dihidupkan kembali melalui ajang ini.
Sebagai salah satu destinasi super prioritas Indonesia, kawasan Danau Toba menawarkan pesona alam yang tiada duanya. Melintasi jalur yang membentang di perbukitan Samosir, para pelari akan disuguhi panorama danau vulkanik raksasa yang dikelilingi hutan tropis, tebing curam, dan hamparan desa-desa tradisional Batak yang kaya akan budaya dan keramahan.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kadisbudparekraf) Provinsi Sumatera Utara, Yuda Pratiwi mengungkapkan, event ini berpotensi meningkatkan kesadaran dan minat wisatawan global terhadap keindahan alam dan budaya Sumatera Utara. Serta menjadi strategi untuk promosi Geopark Toba sebagai daya tarik wisata, khususnya yang memiliki peluang produk wisata unggulan ke depannya.
"Melalui event Trail of The Kings Lake Toba 2025 by UTMB, kita dapat meningkatkan promosi wisata Sumatera Utara, khususnya Danau Toba sebagai destinasi pariwisata super prioritas yang dimiliki Sumut,”ujarnya.
Event ini diikuti pelari dari 27 negara dan terdiri dari 1200 runners di 6 kategori, di antaranya Caldera crown 100K ada 61 peserta, Ultimate Expedition 60K ada 124 peserta, King Ascent 28K ada 347 peserta, Legacy Dash 10K ada 299 peserta, Legend Leap 5K ada 361 peserta dan Kids ada 8 peserta, dengan total 1200 runners.
Kategori 100 kilometer menjadi rute terpanjang dan paling menantang, menuntut ketahanan fisik, mental, serta strategi yang matang dari setiap peserta. Namun, setiap langkah di lintasan ini bukan hanya soal kompetisi, melainkan perjalanan untuk menyatu dengan alam dan menghormati legenda yang telah hidup selama berabad-abad di Tanah Toba.
Adapun di kategori Ultra 100 K pria, peserta Stephen Roux (Prancis) menjadi juara pertama, peserta dari Vietnam, Quang Tran sebagai runner up, disusul tempat ketiga Akhmad Nizar asal Indonesia. Serta pada kategori wanita, posisi dua dan tiga ada Evelen Besthari dan Sianti Chandra, dari Indonesia.
Ajang “Trail of The Kings” diharapkan dapat menjadi ikon baru pariwisata olahraga (sports tourism) Danau Toba sekaligus memperkuat citra kawasan ini sebagai destinasi kelas dunia yang memadukan keindahan alam, kearifan lokal, mampu menggerakkan ekonomi lokal, memberdayakan masyarakat, serta memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya Batak kepada dunia.
“Pastinya juga event ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat lama tinggal wisatawan sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal melalui penyelenggaraan event internasional yang berkualitas dan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar,” kata Yuda. (nof)