Ratusan Benda Peninggalan Sejarah dan Pusaka Kerajaan Linge di Pamerkan.
Sumber :
  • Tim TvOne/Chaidir Azhar

Ratusan Benda Pusaka dan Sejarah Kerajaan Linge Dipamerkan di Takengon

Senin, 21 Februari 2022 - 12:15 WIB

Aceh Tengah, Aceh - Guna mengingatkan kembali sejarah kepada generasi muda, pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, menggelar pameran benda bersejarah peninggalan Kerajaan Linge Aceh.

Untuk itu ratusan benda pusaka dan bersejarah peninggalan Kerajaan Linge, dipamerkan di Gedung Olah Seni (GOS), Kabupaten Aceh Tengah. Pameran peninggalan sejarah itu disambut antusias masyarakat menghadiri acara yang dikemas lewat Pekan Kebudayaan Gayo (PKG) tersebut. 

Kegiatan ini sekaligus perayaan hari jadi kota Takengon ke-445. Tak tanggung-tanggung, benda pusaka yang dipamerkan itu mulai dari pedang bawar Linge, guci (Dinasti Sung Awal), piring motif bunga kapas (Dinasti Qing tahun 1644-1911), piring hijau motif naga (Dinasti Yuan tahun 1279-1368) serta benda-benda pusaka lainnya.

Ketua panita penyelenggara Syukur Kobath mengatakan, kegiatan tersebut juga menampilkan festival Tari Guel, dan perlombaan Hymne Gayo yang akan berlangsung  hingga 24 Februari 2022 mendatang.

Ia mengungkapkan, saat ini status suku Gayo terancam kehilangan identitas. Atas dasar pemikiran tersebut, pihaknya  menyelengarakan pameran ini agar generasi muda tidak lupa akan sejerah.

“Untuk mengetahui lebih detail tentang rekam jejak Gayo di masa lampau, begitupun dengan pameran benda pusaka Reje Linge, supaya bisa melihat langsung bagaimana koleksi di masa itu. Mari kita mengenang kejayaan  pada saat itu,” kata Syukur Kobath, Senin (21/2/2022).

Syukur juga mengingatkan, agar generasi muda untuk berpendirian teguh mengenang amanah dari keturunan orang Gayo. “Kita ingin mengedukasi generasi penerus, bahwa kejayaan Kerajaan Reje Linge sangat berperan dalam peradaban, mulai dari tanah karo hingga Selat Malaka,” sebutnya.

Syukur berharap, ke depan generasi muda dapat merubah kebiasaan tradisi lisan menjadi tradisi tulisan, melalui semangat membaca dan menulis, sehingga semua kegiatan-kegiatan atau ilmu yang didapat terdokumentasi dengan baik. 

"Kita harus mampu mempertahankan adat dan budaya Gayo yang menjadi identitas, bahasa ibu jangan sampai luntur. Jangan sampai akulturasi budaya luar mengganggu peradaban kita,” tutup Syukur. (Chaidir Azhar/Nof)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:06
02:51
02:26
08:43
04:19
03:01
Viral