- Tim Tvone/ Wanasari
Angkat Tema 'Cross Culture', Medan Film Festival 2023 Digelar di Taman Budaya Medan
Medan, tvonenews.com - Dalam upaya mengukuhkan posisinya sebagai Kota Film di Indonesia, Medan Film Festival (MFF) 2023 akan menghadirkan dua hari penuh kegembiraan perayaan perfilman di Taman Budaya Medan pada 25-26 November 2023.
Acara yang didukung oleh Pemko Medan, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek RI, serta Badan Perfilman Indonesia (BPI), akan menampilkan beragam karya sineas Medan dan juga luar Kota Medan, serta internasional. Kejutan tak hanya datang dari skala nasional, tetapi juga dengan kehadiran aktor-artis ternama seperti Atiqah Hasiholan, Teuku Rifnu Wikana, Prisia Nasution, dan Iedil Dzuhrie Alaudin. Tak ketinggalan, aktor Malaysia Chew Kin Wah dan Fabian Loo turut meramaikan festival dengan kehadiran mereka.
MFF 2023 yang mengusung tema ‘Cross Culture’ menjadi sorotan unik pada festival ini. Dalam wawancara eksklusif dengan Andi Hutagalung, Festival Director MFF 2023 pada Jumat (24/11/2023), menjelaskan bahwa tema ini bertujuan untuk membuka peluang kolaborasi lintas budaya dalam industri film.
"Film bukan milik satu etnis. Melalui tema 'Cross Culture' kita ingin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mewujudkan ide kreatifnya tanpa batasan etnis," jelas Andi Hutagalung.
Tema ini semakin menarik dengan pemilihan film pembuka "Rain Town," karya sutradara perempuan Melayu, Tunku Mona Riza. Daniel Irawan, Festival Programmer MFF 2023 saat dijumpai di Taman Budaya pada Jumat (24/11/2023), menyebutkan film ini sebagai representasi keberagaman dan perpaduan budaya.
"Film Melayu tidak harus melulu digarap oleh orang Melayu. Orang Batak boleh saja menggarap film bertemakan etnis Jawa. Justru disanalah ‘cross culture’ terjadi," tambah Daniel Irawan.
Pada penutup acara, festival akan menampilkan film horor Islami "Qodrat" karya sineas multietnis Indonesia di bawah arahan sutradara Charles Gozali.
Daniel mengingatkan potensi besar industri film di Medan, yang pernah menjadi kiblat industri film Indonesia pada 1953-1983. Film-film seperti "Turang" dan "Butet" dari masa itu memberikan kontribusi signifikan pada perfilman nasional.
"Medan, sebagai kota multietnis, memiliki kekayaan budaya yang dapat menjadi daya tarik utama dalam kreativitas sineas film. Festival ini tidak hanya tentang industri film, tapi juga nilai edukatif," tandas Daniel Irawan.
Andi Hutagalung juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai elemen untuk memperkuat iklim perfilman di Medan.
"Harapan kita adalah festival ini terus berkembang, mengulang sejarah kejayaan film Medan, dan mewujudkan Medan sebagai kota film Indonesia," tutup Andi Hutagalung.
Semangat ini menciptakan optimisme bahwa Medan Film Festival 2023 bukan hanya sebuah acara, melainkan tonggak penting dalam mengembangkan industri film di Medan.