- Antara
Pelarangan Gabah Keluar Lampung Mengancam Ekonomi Petani
Mereka membutuhkan modal kerja untuk pengadaan benih, pupuk, pestisida, dan lainnya. Akibat keterbatasan, mereka meminjam kepada tengkulak dan akan dibayar saat panen.
Tidak jarang juga ada permainan untuk menekan harga. Bahkan bisa di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) jika sedang panen raya.
Misalnya, gabah telat dibongkar sehingga harus menginap sehingga harganya makin turun. Selain itu, untuk jenis padi tertentu juga sering ditekan, seperti beras bulat yang pangsa pasarnya lebih terbatas.
“Harga gabah yang ditekan tersebut menyebabkan ekonomi petani kurang sejahtera,” kata Rayon.
Dia menilai, harga gabah mulai wajar sejak masuknya perusahaan besar karena kemampuan pembeliannya juga besar. Kondisi ini disebut menguntungkan petani. Harga GKP saat ini di atas Rp5.000 per kg dinilai wajar untuk meningkatkan kesejahteraan petani Lampung.
"Supplier sekarang kejarnya kuantitas jadi harus bayar cash. Sekarang apa adanya saja, kalau hasilnya bagus langsung bayar. Kalau dulu sampai berbulan-bulan, sekarang gak ada cerita," tambah dia.
Sementara Kusniran petani asal Kalianda, Lampung Selatan mengatakan harga gabah kering panen di daerahnya saat ini cukup baik sekitar Rp5.800 per kilogram. "Harga saat ini cukup baik dan petani dapat menikmati keuntungan dengan harga tersebut," jelasnya.
Ia mengaku akan menjual gabah kering panennya di harga saat ini, karena harga tersebut wajar dapat menutupi modal dan memenuhi kebutuhan hidup. Harga GKP Rp5.500 - Rp 5.800 per kilogram saat ini dinilai tepat agar petani ikut menikmati keuntungan. (ant/wna)