- Tim Tvone/ Wahyudi Agus
Hari Kedua Pencarian 9 Penumpang Kapal Hilang di Mentawai Libatkan Kapal Pesiar Turis dan Pesawat
Mentawai, tvOnenews.com – Hari kedua pencarian 9 penumpang kapal hilang di Mentawai libatkan kapal pesiar turis dan pesawat. Hingga sore ini, Sabtu (25/3/2023), Tim SAR gabungan di bawah kendali operasi Kantor SAR Mentawai masih melakukan pencarian 9 penumpang kapal yang hilang. Sesuai rencana pencarian dimulai tepat pukul 05.00 subuh tadi. Alat utama yang digunakan, KN SAR Ramawijaya 240 Mentawai.
Selain KN SAR tersebut, pencarian juga dilakukan menggunakan Kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) 03 Mentawai, yang diterjunkan pada pukul 10.00 WIB. Hingga Sabtu siang, pencarian sembilan penumpang kapal yang masih hilang juga didukung oleh satu unit kapal pesiar milik turis asing yang sedang berada di Mentawai ditambah satu unit speedboat.
“Selain kapal kita, ada kapal pesiar milik turis asing yang lagi berlibur ditambah satu unit speedboat juga ikut membantu, kemudian pukul 14,00 WIB satu unit pesawat udara dari salah satu maskapai rute Padang – Bandara Rokot Mentawai turut membantu menyisiri wilayah udara perairan mentawai,” papar Akmal, Kakansar Mentawai.
Jelas Akmal, daerah yang disisir hari ini oleh KN SAR Ramawijaya di sekitar Selat Bunga Laut kemudian melambung ke arah timur Tuapejat sekitar 10 nautical mill dan kembali ke Tuapejat. Sementara, RIB 03, menyisir dari Tuapejat ke Karang Bajat dan Masillok. Sementara kapal pesiar milik bule dan speedboatnya juga menyisiri sekitar Selat Bunga Laut namun mengarah ke antara Sipora dan Siberut.
“Kondisi cuaca saat pencarian pada suhu pagi tadi angin sangat kencang lebih dari 20 knot, mengakibatkan operasi berhenti, sementara sekitar pukul 0800 pagi, namun tak berlangsung lama pencarian kembali dilakukan,” ujar Akmal. Siangnya pukul 10.00 WIB, cuaca kembali bagus sehingga RIB 03 langsung diberangkatkan.
Secara umum cuaca saat dilakukan pencarian, terjadi hujan ringan dengan kecepatan angin mulai dari 2 hingga 15 knot. Sementara untuk gelombang laut mulai dari 1,25 meter hingga mencapai 2,5 meter.
Kemungkinan lokasi korban berdasarkan LKP (Last Know Position) atau posisi terakhir korban yang diterima jika dibandinkan antara kedua kejadian, untuk kejadian pertama longboat dengan 7 penumpang yang terombang–ambing, 3 orang selamat dan 4 orang masih dalam pencarian. Kemudian kejadian kedua, longboat yang hilang kontak, yang lokasi terakhir di Masiilok dengan 5 penumpang, pada prinsipnya berdekatan.
“Dari sisi cuaca, saat itu dan arah angin, juga sama dan mengarah ke timur berdasarkan SAR Map yang kami laksanakan, tentu akan terus mengarah ke timur dari Selat Bunga Laut. Dan saat ini kita melakukan penyisiran di depan Tuapejat mengarah ke timur,” tutur Akmal.
Sementara untuk luas pencarian yang diplot untuk operasi pertama yaitu longboat terombang-ambing seluas 50 nautical mill persegi. Kemudian untuk longboat hilang kontak seluas 46 mill, yang saat ini sudah tersisir dan dikerahkan ke arah timur tepatnya Tuapejat.
“Salah satu kesulitan dalam pencarian, menentukan kordinat LKP persis kejadian, agak sulit kita tentukan, kita hanya dapatkan perkiraan kordinat lantaran kapal adalah longboat tradisional yang tidak memiliki pemancar sinyal marabahaya,” sesalnya.
Jika memiliki peralatan sinyal marabahaya itu, melalui kordinatnya tentu kita dapatkan posisi pasti. Sehingga untuk memploting berdasarkan SAR Map, lokasi pencarian lebih mendekati dengan persentase 100 persen. Namun, saat ini hanya melalui perkiraan dan ini yang agak menjadi kendala.
“Namun kita sangat optimis melakukan pencarian lantaran melihat kondisi tim pencarian sangat sehat dan semangat dalam bekerja, sampai tim menemukan sanak saudara kami yang masih hilang di tengah laut. Harapan pencarian hanya satu, yakni korban bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” tutup Akmal bersemangat. (yud/wna)