Sumber :
- wawan setyawan
TNI-Polri Datangi Rumah Pimpinan Aliran Sesat Sebut Rukun Islam 11
Petugas gabungan TNI-Polri & KUA mendatangi rumah pimpinan aliran sesat yang mengajarkan rukun Islam ada 11 di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selata
Sabtu, 8 Maret 2025 - 13:11 WIB
Maros, tvOnenews.com - Petugas gabungan TNI-Polri & KUA mendatangi rumah pimpinan aliran sesat yang mengajarkan rukun Islam ada 11 di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ajaran tersebut juga menganjurkan haji dengan mendaki gunung Bawakaraeng.
"Kemarin kita datangi, Yang ada hanya pengikutnya, jaga rumah. Pimpinan perempuan namanya Patta Bunga tidak ada dirumah" ujar Kapolsek Tompobulu, AKP Makmur, Sabtu (8/3/2025).
Akp Makmur menerangkan aliran tersebut berbana "Pangissengana Tarekat Ana' Loloa" yang kembali meresahkan warga Kabupaten Maros dengan jumlah pengikut sekitar 50 orang.
"Dilokasi kita temui beberapa orang pengikutnya, disana juga ditemukan spanduk silsilah penganut tarekat anak loloa serta tasbih ukuran besar yang terpajang didinding," ujarnya.
"Pengikutnya sekitar 50 orang, warga sekitar dan sebagian berdomisili luar Maros," tambahnya.
Makmur menjelaskan bahwa aktifitas tarekat anak loloa ini setiap malam senin habis sholat isya melakukan dzikir beramai ramai yang dipimpin Patta Bunga.
"Setiap malam senin setelah isya mereka melakukan dzikir beramai ramai, pengikutnya beli rompi seharga 250 ribu yang digunakan untuk sholat," jelasnya.
Sebelumnya pada Oktober 2024, Polsek Tompobulu Polres Maros dan pemerintah setenpat sudah melakukan klarifikasi terhadap aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana' Loloa yang pertama kali muncul di Dusun Bonto-bonto, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Aliran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa dianggap sesat setelah menambahkan rukun Islam menjadi 11. Aliran itu telah dinyatakan sesat karena ajarannya menyalahi akidah agama Islam. Pengikut aliran diajarkan untuk tidak menunaikan ibadah haji di Makkah.
"Rukun Islamnya ada 11, terus kalau ibadah haji di tanah suci (Makkah) tidak sah, kecuali ke tanah Gunung Bawakaraeng," ungkapnya.
Dalam waktu dekat ini pihak Polres Maros kembali akan mempertemukan pimpinan tarekat anak loloa berikut pengikutnya dengan pihak pemerintah agar tidak meresahkan warga sekitar.
"Kami sudah sampaikan untuk pimpinan tarekat anak loloa agar kooperatif, kami akan pertemukan kembali dengan pihak pemerintah maupun majelis ulama Kabupaten Maros," tutur Makmur. (wsn/frd/)