- Jamil Azali
Bertaruh Nyawa, Warga di Buton Tengah Seberangi Lautan Untuk Dapatkan Air Bersih
Sejak saat itu warga kembali mendayung perahu untuk mendapatkan air bersih. Setiap pagi masing-masing warga yang didominasi kaum ibu menenteng beberapa jerigen air berbagai ukuran menuju perahu yang sudah menanti di tepi pantai. Setiap perahu mengangkut 5 hingga 10 orang, tergantung ukuran perahunya, namun tidak sedikit juga ibu-ibu mendayung perahunya sendiri ditemani anak kecil mengarungi lautan.
Pagi hari merupakan saat yang tepat bagi warga ntuk menyeberangi lautan karena kondisi laut sedang teduh dan tak berombak, meski begitu mereka harus bergegas mengambil air karena gelombang laut biasanya bisa berubah ekstrim saat siang hari.
Jarak yang ditempuh dari Desa Lowu-lowu menuju sumber air di Desa Tanjung, Kabupaten Muna, lumayan jauh. Kata Muslimin Rifai, salah satu warga yang rutin mengambil air di Desa Tanjung, jika menggunakan perahu bermesin dapat ditempuh dalam waktu 30 menit. Namun tidak sedikit juga warga menggunakan perahu tanpa mesin, mereka harus mendayung dengan waktu tempuh hingga dua jam.
Saat tiba di sumber mata air, wargapun harus mengantri karena untuk mendapatkan air, warga harus mengambilnya menggunakan ember yang diikat dengan tali.
Setelah semua warga sudah mengisi perahunya dengan jerigen berisi air bersih, saatnya warga untuk kembali ke desa dengan berjalan beriringan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Warga Desa Lowu-Lowu berharap pemerintah daerah setempat dapat membangun fasilitas air bersih di desa yang berpenduduk 1024 jiwa itu agar warga tidak perlu lagi mengambil air dengan bertaruh nyawa menyeberangi lautan. (jai/frd)