- Andi Wahyudi
Aksi Sadis Oknum Kades di Jeneponto Keroyok Warganya Dibeberkan Keluarga Korban
Jenepontonto, tvOnenews.com - Keluarga korban pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum kepala desa (Kades) terhadap warganya di Jeneponto, Sulawesi Selatan membeberkan betapa sadisnya aksi para pelaku dalam melakukan penganiayaan. Adi, anak dari korban Bakkasa Daeng Raja, menceritakan kejadian pengeroyokan yang terjadi pada Senin lalu.
"Dikeroyok oleh empat orang, pak desa dan tiga orang yang keroyok bapak saya," Ungkap Adi.
Bakkasa Daeng Raja yang berumur 58 tahun itu diserang secara bersama-sama dengan bogem mentah dan tendangan berkali-kali hingga terjatuh.
Tidak sampai di situ saja, korban yang sudah tersungkur ke tanah dalam kondisi tengkurap lalu diinjak-injak oleh Kepala Desa Tombo tombolo, Jamalaluddin.
"Setelah dianiaya, bapak saya terjatuh, jadi saat terjatuh itulah pak desa menginjak bapak saya dari belakang," jelas Adi kepada wartawan, Jumat (11/08/2023).
Ironisnya, lanjut Adi, aksi sadis tersebut dilakukan di depan istri korban, Kateneang Daeng Rannu.
Aksi para pelaku mulai terhenti setelah korban tersungkur di tanah dan dilerai oleh warga lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut.
Akibat penganiayaan tersebut, selain korban mengalami luka memar di sejumlah tubuhnya, Bakkasa juga mengalami sakit di pinggang dan kaki yang membuat ia tidak bisa berjalan dengan normal.
Korban yang mendapat penganiayaan langsung melaporkan Desa Tombo-tombolo, Jamaluddin Cs ke aparat kepolisian setempat.
Dalam surat laporan Polisi Nomor : STTLP/119/VIII/2023/ SPKT/ Polsek Bangkala/ Polres Jeneponto/ Polda Sulsel tercantum empat orang terlapor yakni Kepala Desa Tombo-tombolo Jamaluddin, Yottang, Taming dan Juma.
Sebelumnya, Bakkasa Daeng Raja dianiaya setelah mengambil air di sebuah sumur untuk diminumnya.
Bakkasa menuturkan jika fasilitas umum (sumur) tersebut merupakan lokasinya yang dikuasai oleh sang kades.
Informasi yang dihimpun, Bakkasa Daeng Raja dituding merusak kunci gembok sumur saat hendak mengambil airnya.
"Jadi itu sumur adalah sumurku, pak desa yang kerja lalu digembok, saya sudah bilang jangan dikunci karena kalau saya kehausan pasti saya mau minum disitu," ucap korban yang tak fasih berbahasa Indonesia.
(awi/mtr)