- tvOne - zainal azkhari
Tingkatkan Komoditas Ekonomi Indonesia Timur, Pelayaran Perdana Kapal Tol Laut KM Kandaga Nusantara 12 Layani Trayek T30 dari Surabaya ke Pulau Maluku
“Secara umum 90 persen kapal negara dibawah Kementerian Perhubungan, dan sisanya adalah kapal operator itu sendiri, seperti Pelni menggunakan kapal KM Logistik Nusantara miliknya sendiri,” terangnya.
Menambahkan, Capt Pujo Kurnianto, Kepala Subdit 3 Angkutan Barang dan Tol Laut Direktorat Lalu Lintas Laut Ditjen Perhubungan Laut menjelaskan bahwa, secara keseluruhan diakui masih ada kekurangan tol laut itu untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan masyarakat khususnya Maluku baik kekurangan armada kapal dan kekurangan kontainer.
Secara keseluruhan pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan tol laut dengan melakukan perubahan guna mengatasi itu, yang salah satunya dengan pola hub dan spoke agar tetap dapat melayani ditengah keterbatasan.
“Jadi kita titip container di kapal-kapal kontainer komerial seperti, Meratus, Temas yang dibawa ke daerah yang kemudian penyebaranya dilakukan kapal-kapal tol laut. Skema itu yang sekarang kita galakkan untuk mengatasi kendala di tol laut,” jelasnya.
Ada beberapa pola lagi yang mungkin kita laksanakan, lanjut Pujo, yang intinya kita berharap bahwa pelayanan tol laut di daerah 3TP tetap maksimal, dan frekuensi kedatangan kapal dan juga semakin meningkat. Sehingga, kebutuhan barang pokok dan penting di daerah 3 TP semua bisa terjamin dan tercukupi.
“Kebutuhan di daerah 3TP semakin tinggi, meski ketersediaan kontainer yang ada berjumlah seribuan lebih untuk seluruh daerah. Itu yang harus kita siasati bagaimana tetap bisa melayani saudara-saudara yang ada di 3TP,” imbuhnya.
Sedang, trayek T30 itu sendiri melayani dari Tanjung Perak - Pulau Obi – Piru – Bula – Larat – Teppa dan kembali lagi ke Surabaya. Untuk saat sekarang ada 16 TEUs ke pulau Obi, 19 TEUs ke Piru, 22 TEUs ke Bula, 7 TEUs ke Larat, dan total ada 54 kontainer yang diangkut oleh kapal Kandaga Nusantara 12.
Namun demikian, Pujo mengakui, persoalan yang dihadapi dalam program tol laut ini yaitu masalah muatan balik dari daerah. Untuk itu, diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah terkait muatan baliknya.
“Kalau bisa seluruh kontainer yang ada disana, turun kontainer langsung bisa diisi muatan balik,” harapan pemerintah yang disampaikan Pujo.