- tvone - umar sanusi
Harga Telur Mahal, Emak-emak di Jombang Beralih ke Tahu dan Tempe
Jombang, Jawa Timur - Mahalnya harga telur dikeluhkan sejumlah ibu rumah tangga di Jombang. Padahal telur merupakan kebutuhan pokok untuk dikonsumsi keluarga. Untuk menyiasatinya, pembeliannya dikurangi. Sebab harga telur terus melambung hingga mencapai Rp28 ribu per kilogram.
"Harga telur yang terus naik sedikit memberatkan. Karena harga kebutuhan lain juga naik. Sehingga biasanya saya membeli satu kilo untuk beberapa hari, sekarang saya kurangi hanya membeli setengah kilo. uangnya dibagi untuk kebutuhan lain," ujar Muji Lestari, warga Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang Kota, Selasa (21/6/2022).
Berbeda dengan Muji Lestari, yang dikeluhkan Fatihah (58), ditemui saat berbelanja di Pasar Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, ibu yang telah memiliki banyak cucu ini mengeluh berat.
"Mahal sekali. tetapi karena cucu saya suka telur terpaksa saya membeli," tukasnya.
Untuk memenuhi kesukaan cucunya, ibu ini tetap berbelanja telur. Namun karena mahal, harus disiasati. Selain pembeliannya dikurangi, untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk keluarga terpaksa diganti dengan tahu dan tempe yang harganya lebih murah.
"Ya dikurangi pastinya. diganti dengan tahu tempe," tambah Fatihah.
Harga telur di pasar tradisional di Jombang memang mengalami kenaikan sejak dua pekan terakhir. Diantaranya di Pasar Cukir dengan harga mencapai Rp28 ribu per kilogram.
"Iya naik menjadi 28 ribu per kilogram. Tapi kadang turun sedikit sebentar kemudian naik lagi. alau turu paling hanya turun seribu menjadi 27, naik lagi," kata Zaenul, salah satu pedagang telur di Pasar Cukir.
Secara persis pedagang tidak tahu penyebab kenaikannya, sebab pasokan juga lancar. Pedagang hanya menduga penyebab mahalnya harga telur karena dipicu mahalnya pakan ayam.
"Katanya harga pakannya naik,” imbuh Zaenul.
Dengan harga yang tinggi, pedagang telur tidak diuntungkan. Akibatnya omzet penjualannya turun. Pedagang berharap agar harga telur bisa distabilkan kembali.
"Harganya yang sedang-sedang saja yang stabil. Biar pembeli juga enak," pinta Zaenul.
Karena merasa keberatan, ibu rumah tangga juga minta pemerintah menurunkan harga telur. "Mahal. Mahal sekali. Saya minta diturunkanlah," kata Fatihah. (usi/rey)