- tvone - suhartono
BPJS Tak Tanggung Biaya Penurunan Obesitas Bocah di Tuban
Tuban, tvOnenews.com – Pupus sudah harapan Hidayatul Muslimin (11), bocah penderita obesitas asal Dusun Puter, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, untuk memperoleh pengobatan gratis. Meski ia tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai keluarga kurang mampu dan memperoleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari BPJS, namun untuk pengobatan penurunan obesitas tidak dapat ditanggung JKN.
Kepala Bagian SDM Umum dan Komunkasi BPJS Bojonegoro Ndari Cahyaningsih menegaskan pihaknya hanya akan menanggung jika pasien menderita penyakit yang memang menurut ketentuan bisa dibiayai JKN, seperti diabetes atau yang lain.
Menurut Ndari, jika hasil pemeriksaan Hidayat menunjukan penyakit diabetes atau lainnya, itupun tidak serta merta langsung bisa tanggung JKN. Tergantung saat berobat pasien sudah menunjukan ke Fasilitas Kesehatan (Faskes)-nya sebagai peserta JKN atau tidak.
"Kalau dari sebelumnya dia pernah melakukan pengobatan, dan saat berobat menujukan kepesertaannya sebagai peserta JKN, baru bisa dibiayai," ungkap Ndari saat di hubungi Hanphone Kamis, (03/7) siang.
Sementara untuk pengobatan penurunan berat badan, BPJS tidak akan menaggungnya. "Kalau punya JKN bisa digunakan jika ada indikasi medis untuk pengobatan pasien, namun apabila untuk biaya penurunan berat badan tidak dapat dijamin oleh JKN," jelas Ndari.
Seperti diberitakan sebelumnya, Hidayatul Muslimin mengalami obesitas dengan berat badan badan 110 kilogram. Akibatnya ia tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-sehari seperti teman sebayanya. Sehari-hari ia hanya mampu menggerakkan tubuhnya untuk duduk, jalan pendek, makan, minum, dan ke kamar mandi. Akibat badanya yang jumbo tersebut, di usianya yang ke-11 tahun, Hidayat belum pernah merasakan duduk di bangku sekolah.
Hidayat, merupakan anak bungsu, dari tujuh bersaudara. Sejak umur tiga tahun ia sudah tidak mendapat belaian kasih sayang seorang ibu, lantaran meninggal dunia karena sakit. Praktis, selama ini ia hanya hidup bersama ayah dan saudara-saudaranya. Rusdi, sang ayah yang sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh tani tak mampu menjaga dan merawat anaknya tersebut dengan sepenuhnya. (htn/ias)