- tim tvone - tim tvone
Gubernur Khofifah Wujudkan Aspirasi Buruh Kawasan Ngoro Industri, Bus Trans Jatim Koridor VI Mojokerto-Sidoarjo Resmi Beroperasi
Mojokerto, tvOnenews.com - Gubernur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Bus Trans Jatim Koridor VI dengan rute Mojokerto - Sidoarjo di Terminal Mojosari, Jalan Brawijaya, Pungging, Kabupaten Mojokerto, Senin (26/5).
Layanan Bus Trans Jatim Koridor VI Mojokerto-Sidoarjo ini sekaligus menjawab harapan serikat buruh khususnya mereka yang bekerja di Kawasan Ngoro industri.
"Transportasi memiliki peran yang sangat vital dalam pembangunan sebuah daerah. Inilah jawabannya mudah-mudahan memberi manfaat yang besar bagi masyarakat," katanya.
Nantinya, akan ada sebanyak 14 armada bus yang dinamakan “Patih Gajah Mada” membawa efek berganda. Tidak sekedar mempermudah mobilitas, melainkan turut meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Hari ini kita bersama-sama hadir menyaksikan pembukaan Trans Jatim Koridor VI yang menghubungkan Terminal Kertajaya Kabupaten Mojokerto sampai Terminal Porong Kabupaten Sidoarjo," ujar Khofifah.
Menurut Khofifah, penambahan rute baru Bus Trans Jatim Koridor VI merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai wujud Jatim Akses yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya.
"Penambahan layanan rute koridor VI yang baik dan terintegrasi akan meningkatkan produktivitas, memperluas akses ke berbagai fasilitas serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Manfaat lain, kata Khofifah, mendorong pertumbuhan ekonomi warga khususnya Kabupaten Mojokerto utamanya menghubungkan wilayah Gerbangkertasusila. Saat ini, layanan bus TransJatim memiliki lima koridor yang aktif beroperasi. Kelima koridor tersebut, diantaranya koridor I (Sidoarjo-Surabaya-Gresik), koridor II (Mojokerto-Surabaya), koridor III (Mojokerto-Gresik), koridor IV (Gresik-Lamongan), koridor V (Surabaya-Bangkalan).
Tercatat, operasional Trans Jatim koridor 1-5 periode Januari-Desember 2024 sebanyak 4.715.809 orang melakukan mobilitas menggunakan TransJatim dan membantu Pendapatan Asli Daerah (PAD) senilai Rp 20.439.000.000 yang dihasilkan dari tiket.
"Angka ini belum maksimal mengingat koridor 4 dan 5 belum genap 1 tahun beroperasi," ungkap Khofifah.
Moda transportasi publik ini juga menjadi solusi sejumlah persoalan. Yakni Kecelakaan, kemacetan, dan infrastruktur yang kurang memadai serta perbedaan masalah di setiap daerah.
Untuk itu, lanjut Khofifah, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan setiap daerah untuk berinovasi mewujudkan transportasi yang berkelanjutan dan inklusif.