- tvone - hery sampurno
Minyak Goreng Langka di Situbondo, Pemilik Toko Kelontong Bingung Cari Stok
Situbondo, Jawa Timur - Kelangaan minyak goreng juga dirasakan masyarakat Kabupaten Situbondo, tepatnya warga desa Wonorejo Kecamatan Banyuputih. Sejumlah toko kelontong yang menjual minyak goreng (migor) juga mengeluh menyusul sales yang biasanya melakukan pengiriman sejak kurang lebih satu bulan ini, tidak melakukan pegiriman di toko mereka.
Untuk mendapatkan stok minyak goreng, para pemilik toko harus rela membuang waktunya untuk antre di sejumlah toko waralaba guna mendapat minyak goreng, di kabupaten Banyuwangi maupun di kabupaten Situbondo.
Menurut salah satu pemilik toko, yuanita Jeslin,dirinya harus berangkat pagi hari ke toko Waralaba yang berada di kota Situbondo maupun Banyuwangi, untuk mendapatkan stok minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liternya.
“Kalau kita tidak datang pagi-pagi, kita tidak akan mendapatkan minyak goreng yang kita inginkan untuk di jual lagi toko.Tidak hanya itu, berdesakan dan berebut minyak goreng di etalase toko Waralaba bersama pembeli lainnya, itu sudah menjadi hal biasa demi mendapatkan stok dagangan minyak goreng,” ujar Yuanita.
Untuk minyak goreng, setiap liternya dirinya kembali menjual ke pembeli dengan keuntungan seribu rupiah. Keuntungan kecil ini, diharapkan dapat membantu para pelanggannnya untuk mendapatkan minyak goreng.
Sementara itu, Kepala Bidang Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Situbondo, Ruben Pakilaran mengatakan, pihaknya seringkali melakukan kontrol langsung ke setiap pasar maupun distributor di Kabupeten Situbondo.
“Dari empat distributor tersebut, dalam satu minggu biasanya mendapatkan minyak dari pabrik hingga 10 ton. Nah dari distributor itulah, migor diecer kepada setiap toko, itupun tidak langsung dihabisakan dalam satu hari. Tetapi di ecer, agar masyarakat tidak tambah kebingungan. Sebab kebutuhan masayarakat terhadap migor cukup banyak,” tandas Ruben.
Menurutnya, hasil pengamatan terkait dengan kelangkaan migor ini, adalah dari ketidaklancaran pabrik melakukan pengiriman, sehingga merembet kepada beberapa toko yang sering kehabisan stok. (Hery Sampurno/rey)