- m habib
Brutal, Remaja Korban Bullying Diancam Dibunuh, Motifnya Diduga Rebutan Pacar
Gresik, tvOnenews.com - Alasan para terduga pelaku bullying yang secara brutal menendang kepala korban hingga mengancam membunuhnya akhirnya mulai terkuak, Rabu (20/11).
Pada kasus perundungan yang viral di media sosial (medsos) itu terungkap fakta baru jika remaja yang menjadi korban perundungan hingga kekerasan verbal, dan fisik tersebut bermotif asmara yakni rebutan kekasih alias pacar.
Temuan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KBPPPA) Gresik, dr Titik Ernawati. Kepada media dirinya mengatakan dari hasil monitoring dan keterangan dari korban, jika permasalahan sampai viral di medsos itu, disebabkan faktor asmara.
“Korban bercerita kalau permasalahannya, karena asmara mas. Korban satu, terduga pelakunya enam,” ujarnya.
Masih menurut dia, nama-nama atau identitas terduga para pelaku perundungan sudah dikantongi, dan telah ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
“Jadi intinya tentang cemburu, dan masalah asmara. Untuk korban akan dilanjutkan pemeriksaan kesehatan dan psikologis,” jelas dr. Titik.
Seperti dikabarkan sebelumnya, buntut dari viralnya video aksi perundungan terhadap seorang remaja di Kabupaten Gresik, petugas dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik tengah menjadwalkan pemanggilan kepada korban.
Saat ini pun Korps Bhayangkara juga tengah mendalami kasus perundungan yang dialami seorang remaja perempuan berinisial TA itu.
Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah keterangan dari para saksi. Mulai dari keluarga korban, pihak sekolah, hingga bukti video dan foto yang ramai tersebar di media sosial.
"Dari penyelidikan awal, aksi tersebut memenuhi unsur kekerasan fisik dan psikis,” ungkap Ipda Hepi.
Oleh karenanya pihaknya masih akan mengonfirmasi hal tersebut kepada korban sekaligus mencari tahu keberadaan para terduga pelaku yang terlibat. Meski demikian, perwira dengan satu balok di pundak itu tidak ingin gegabah selama proses penyelidikan bergulir. Pasalnya, korban masih berstatus pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs), sekolah swasta di Kecamatan Manyar. (mhb/far)