- handi firmansyah
SDN Kauman 1 Kota Mojokerto Dibobol Pencuri, Tujuh Laptop dan Dua Proyektor Raib
Mojokerto, tvOnenews.com - Sekolah Dasar Negeri Kauman 1 di Jalan Kartini, Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto menjadi sasaran aksi pencurian. Sebanyak tujuh laptop dan dua proyektor milik sekolah raib setelah dibawa kabur oleh pencuri.
Peristiwa pencurian ini pertama kali diketahui oleh penjaga sekolah Afandi, pada Minggu (15/9) petang sekitar pukul 18.00 WIB saat ia hendak menyiram tanaman yang berada di halaman sekolah.
"Saya mau buka gerbang, ambil gembok. Ternyata gemboknya sudah tidak ada,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (17/9/2024).
Afandi yang terkejut, kemudian berlari ke arah ruangan kepala sekolah. Namun betapa terkejutnya ia ketika mendapati ruang kepala sekolah dan ruang kantor guru kondisi pintunya sudah terbuka.
"Seluruh barang-barang di dalam ruangan sudah acak-acakan. Lemari, taplak meja, semua yang ada di dalam acak-acakan," ucapnya.
Melihat kondisi ruangan yang berantakan, Afandi kemudian melaporkan peritiwa tersebut kepada kepala sekolah.
“Saya kemudian lapor ke kepala sekolah. Terus ibu kepala sekolah lapor ke polisi," lanjutnya.
Kepala SDN Kauman 1 mengatakan, dirinya langsung melaporkan peristiwa yang terjadi di sekolah yang dipimpinnya ini ke Polres Mojokerto Kota dan Polsek Prajurit Kulon. Dari hasil pemeriksaan, diketahui sebanyak tujuh laptop, dua proyektor, monitor dan DVR CCTV raib.
"Ada sekitar tujuh laptop dan dua proyektor. Sama monitor CCTV ikut hilang," ujar Suziana.
Aksi pembobolan SDN Kauman 1 ini diperkirakan terjadi antara Sabtu sore hingga Minggu sore. Karena penjaga sekolah mulai meninggalkan sekolah pada Sabtu sore.
"Penjaga sekolah meninggalakan sekolah pada Sabtu sore dan datang kembali pada Minggu sore. Begitu datang, gembok sudah rusak," ujar Kapolsek Prajurit Kulon, AKP Edi Purwo Santoso.
Edi menambahkan, Tim Inafis Polres Mojokerto Kota, telah melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Minggu malam. Pihaknya saat ini tengah menunggu laporan resmi.
"Sampai saat ini, kami masih menunggu laporan resmi dari pihak sekolah. Karena barang-barang yang dilaporkan merupakan aset milik Dinas Pendidikan, maka kami masih menunggu verifikasi dari dinas," pungkas Edi. (hfh/far)