Start di Penghasil Cokelat Terbaik di Dunia, Pembalap Indonesia Rebut Ijen Jersey di Etape 3 Tour de Banyuwangi Ijen.
Sumber :
  • happy oktavia

Start di Penghasil Cokelat Terbaik di Dunia, Pembalap Indonesia Rebut Ijen Jersey di Etape 3 Tour de Banyuwangi Ijen

Rabu, 24 Juli 2024 - 20:02 WIB

Banyuwangi, tvOnenews.com Etape ke 3, ajang balap sepeda dunia Tour de Banyuwangi Ijen digelar hari ini, Rabu (24/7/2024). Etape ini merupakan rute terpanjang dengan total lintasan 175,3 kilometer (km).

Yang menarik, start etape 3 ini di Doesoen Kakao Glenmore yang merupakan destinasi wisata edukasi potensi cokelat Banyuwangi seluas empat hektare (ha). Doesoen Kakao Glenmore ini beroperasi sejak 2016 dan berada di wilayah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII.

Perkebunan ini menghasilkan kakao edel atau biasa disebut kakao mulia yang memiliki kualitas unggul hingga diekspor ke berbagai negara seperti Swiss, Jerman, Perancis, Amerika, Italia, Malaysia, Inggris, dan berbagai negara lainnya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, sengaja start etape 3 di Doesoen Kakao untuk memperkenalkan potensi cokelat kepada para pembalap dunia.

"Selain itu, jalan di kawasan perkebunan coklat ini adalah jalur lintas selatan yang segera menghubungkan Banyuwangi dengan Jember," kata Ipuk.

Kejutan terjadi di Etape 3 Tour de Banyuwangi Ijen. Di etape terpanjang ini, pembalap Indonesia Muh Imam Arifin, dari tim Nusantara, berhasil merebut Ijen Sulfur Jersey (Yellow Jersey), dari pembalap Australia, Ryan Cavanagh yang selama dua etape sebelumnya memegang Ijen Sulfur Jersey.

Imam mengaku tidak menyangka. Bahkan usai mengetahui dia berhak atas Ijen Sulfur Jersey, Imam tidak kuasa menahan tangis.

"Saya sangat tidak menyangka. Ini pertama kalinya seumur hidup saya mendapat yellow jersey (Ijen Sulfur Jersey) selama saya mengikuti tour," lanjut Imam.

Di etape 3, Imam memang bukan pembalap yang mencapai finish tercepat. Peringkat pertama etape yang start di Doesoen Kakao dan finish di Kantor Pemkab Banyuwangi tersebut adalah Oskar Ferei Nisu dari Quick Panda Podium Mongolia Team, dengan catatan waktu 3 jam 48 menit dan 54 detik.

Imam finish di peringkat kedua, dan pertingkat tiga diraih Jamalidin Novardianto dari Dr J Cycling Team. Sementara Cavanagh pemegang Ijen Sulfur Jersey sebelumnya finish di peringkat 52.

Meski tidak menjadi yang tercepat, namun catatan waktu Imam selama tiga etape merupakan yang terbaik, sehingga dia berhak atas Ijen Sulfur Jersey.

Jalannya perlombaan di etape 3 ini berlangsung sengit. Sejak kilometer awal sudah terdapat pembalap yang berusaha untuk breakaway.

Imam mengatakan di etape 3 ini, dia menargetkan untuk terus berusaha agar jaraknya tidak terpaut jauh dengan leader. Sejak awal start, dia beberapa kali mencoba breakaway namun belum berhasil.

"Di etape 3 ini saya berusaha untuk tetap bertahan di peloton hingga KoM (King of Mountain), karena tidak ingin tertinggal di total waktu," kata Imam.

Etape tiga memiliki tiga titik sprint dan satu titik King of Mountain (KoM). Titik sprint berada di KM 52,2 Seneporejo, KM 68,8 Benculuk, dan KM 122,4 Rogojampi.

Lepas dari KM 125, jalan tanjakan mulai dirasakan oleh para pembalap. Tanjakan dimulai dari Desa Macan Putih menuju Pakel. Titik KOM berada di KM 141,3 Pakel. Daerah Pakel memiliki tingkat elevasi 700 mdpl dengan gradien (kemiringan) 21 derajat.

Usai puncak Pakel, Imam memutuskan melakukan breakaway dan memacu kecepatan hingga rata-rata 70-80 km/jam pada turunan tajam setelah KOM, hingga bergabung dengan leading group hingga garis finish.

Sementara pembalap tercepat di Etape 3, Nisu Oskar mengatakan Etape 3 menjadi race paling sulit sejauh ini. Ia mengatakan Tour de Ijen 2024 menjadi kemenangan pertamanya di race yang diakui oleh UCI.

"Saya bahagia, Tour de Ijen menjadi kemenangan pertama saya di event UCI. Etape ini memang sulit, apalagi ketika KOM (Pakel). Tapi saya yakin saya bisa mengejar ketika turunan, dan saya berhasil menjadi yang terdepan," kata Nisu.

Di Etape 3 TdBI tidak ada pembalap yang benar-benar dominan. Mulai dari Sprint 1 di 52,2 KM Seneporejo, Sprint 2 di 68,8 KM Benculuk, dan Sprint 3 di 122,4 KM Rogojampi memiliki pemenang yang berbeda, menunjukkan persaingan ketat di antara para pembalap. Namun akhirnya Laas Martin pembalap dari Fereiquick Panda Podium Mongolia berhasil meraih G-Land Jersey (Green Jersey).

Sementara Rebound Jersey (Polkadot Jersey) berhasil direbut oleh pembalap asal Jepang, Ishigami Masahiro, dari Aisan Racing Team.

Meski meraih Ijen Sulfur Jersey, Imam dia tidak boleh terlena. Ini karena selisih total catatan waktunya hanya selisih tipis dari Clark Borris (St. George Continental Cycling Team), Eyob Meikel (Trengganu Cycling Team), Tobaru Hayato (Aisan Racing Team), Phounsavath Ariya (Roojai Insurance) dan lima pembalap lainnya.

Penentuan juara umum akan ditentukan di etape 4 atau etape terakhir dengan start di Pantai Boom Marina dan finish di Paltuding Gunung Ijen, Kamis (25/7/2024). Etape ini dikenal sebagai etape neraka yang sangat sulit ditaklukkan seluruh pembalap. (hoa/far)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral