Jembatan Suramadu.
Sumber :
  • sandi irwanto

Gempa Tuban Sebabkan Jembatan Suramadu Bergoyang, Ini Kata Pakar

Sabtu, 23 Maret 2024 - 15:35 WIB

Surabaya, tvOnenews.com - Viral di media sosial video yang merekam detik-detik kepanikan pengendara yang sedang melintasi Jembatan Suramadu. Dari video yang beredar di medsos tersebut, tampak kabel penahan tiang bentang tengah bergoyang-goyang. Sejumlah pengendara pun banyak yang memilih balik arah, tidak jadi melintas ke Jembatan Suramadu. Jembatan itu lantas ditutup pascagempa susulan di Surabaya Jumat sore kemarin.

Meski sempat ditutup, namun saat ini jembatan penghubung antara Kota Surabaya dan Pulau Madura ini kembali dibuka untuk pengendara. Arus lalu lintas yang melintas di Jembatan Suramadu terpantau kembali normal dan lancar. Arus lalu lintas dari Surabaya menuju Madura dan sebaliknya juga tampak lancar dan  normal. Tidak ada penutupan akses masuk ataupun keluar jembatan sepanjang 5,4 kilometer tersebut.

Namun, dari pantauan di lapangan, Jembatan Suramadu masih berdiri kokoh dan arus lalu lintas yang melewati jembatan tersebut berjalan normal dan lancar. Pascagempa, tidak tampak adanya kemiringan konstruksi di tiang pancang di bentang tengah jembatan tersebut. Sejauh ini Jembatan Suramadu masih berfungsi dengan baik dan normal. 

Bagaimana kekuatan konstruksi Jembatan Suramadu pascaterjadinya gempa berkekuatan magnitudo 6,5 di laut Tuban tersebut? Tentu, para pakar konstruksi butuh waktu untuk mengetahui secara detail kekuatan jembatan penghubung antara Kota Surabaya dan Pulau Madura tersebut. Butuh penelitin yang cermat dari para peneliti konstruksi untuk mengetahui kekuatan jembatan terpanjang di Indonedia ini.

“Aman-aman saja, mas. InsyaAllah tidak ada dampaknya. Memang kemarin saya lihat di video yang beredar di medsos, Jembatan Suramadu ikut bergoyang kabel slingnya. Tapi setelah itu, sudah aman. Hari ini saya lewat juga seperti biasanya, aman dan lancer,” ujar Khusnan, salah seorang pengendara yang menyebrang ke Jembatan Suramadu. 

Dipicu Sesar Laut Jawa

Sementara itu, gempa bermagnitudo 6,5 (data terakhir, red) telah mengguncang kawasan pesisir utara Jawa Timur, Jumat (22/3/23) siang hingga sore. Getaran yang berpusat pada 132 kilometer Timur Laut Tuban ini dirasakan hingga Surabaya, Malang, Semarang dan beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur lainnya. Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi?

Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Dr. Ir. Amien Widodo M.Si mengatakan bahwa guncangan yang terjadi pada daerah laut itu dipicu oleh sesar aktif di Laut Jawa. Gempa dengan kedalaman 10 kilometer ini pun membuat jangkauan daerah guncangan semakin meluas hingga daratan Pulau Jawa. 

Menurut Amien, gempa dengan kedalaman dangkal yang disebabkan oleh sesar aktif ini ialah peristiwa yang jarang terjadi. Adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa ini menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV. Intensitas tersebut dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan.

“Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya,” jelasnya. 
Ia pun menjelaskan bahwa pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak berpotensi tsunami. Namun, gempa ini akan menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah dari gempa pertama.

“Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak,” tutur dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu.

Pakar Geologi ITS ini pun mengungkapkan bahwa pada tahun 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa. Maka dari itu, sudah seharusnya pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif itu harus melakukan pemeriksaan seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya.

Amien pun mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dengan fenomena gempa yang terjadi karena sesar aktif ini.

“Masyarakat perlu menyiapkan diri apabila terjadi gempa-gempa ke depannya,” tuturnya mengingatkan. (msi/far)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:33
07:01
06:26
01:11
02:39
02:22
Viral