TKP pembunuhan dan mutilasi di Sawojajar, Malang, Jawa Timur.
Sumber :
  • Tim tvOne/Edy Cahyono

Komplain Jasa Ilmu Pelet Tak Mempan Jadi Motif Pelaku Terapis Pijat Habisi dan Mutilasi Korban.

Selasa, 9 Januari 2024 - 08:07 WIB

Kota Malang, tvOnenews.com -Teka teki kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan seorang terapis pijat terhadap pasiennya sendiri mulai terungkap.

Peristiwa yang mengemparkan masyarakat Sawojajar dan Malang Raya, itu terjadi di Jalan Sawojajar Gang 13 A No 12 RT 1 RW 3 Kelurahan Sawojajar Kecamatan Kedungkandang Kota Malang,  karena masalah jasa lintrik atau ilmu pelet.

Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto saat ditemui awak media di Polresta Malang Kota mengatakan, dari hasil penyelidikan yang dilakukan Satreskrim Polresta Malang akhirnya disimpulkan motif pembunuhan dan mutilasi itu karena korban komplain jasa ilmu pelet pelaku yang tak mempan.

"Jadi berdasarkan pengakuan pelaku ( Abdul rohman)  dan penyelidikan petugas, karena korban komplain jasa ilmu pelet pelaku yang tak ampuh ( mempan)," ujar Kompol Danang, Senin (8/1/2024 ). 

Diketahui, peristiwa maut itu berawal dari cekcok antara tersangka Abdul Rahman dengan korban, Adrian Prawono terkait jasa pelet atau guna-guna yang tidak mempan.

"Di media sosialnya, pelaku mengiklankan bahwa memiliki jasa ilmu guna-guna atau pelet. Lalu di bulan Juni 2023, korban menghubungi pelaku karena tertarik dan ingin memakai jasa pelet tersebut," terang Kompol. Danang. 

Namun setelah beberapa bulan, ternyata pelet tersebut tidak mempan kepada seseorang yang disukai korban. Sehingga pada Minggu 15 Oktober 2023 lalu, korban kembali mendatangi pelaku.

"Korban mendatangi pelaku, untuk menyampaikan bahwa peletnya tidak berhasil. Kemudian dari situ, terjadi cekcok antara korban dan pelaku serta sempat terjadi adu fisik," imbuhnya. 

"Lalu, pelaku mengambil celurit yang ada di bawah meja. Kemudian dibacokkan ke korban sebanyak 2 kali, hingga korban roboh dan meninggal," sambung Danang lagi. 

Danang menambahkan, usai menghabisi nyawa korban, pada Senin 16 Oktober 2023, pelaku membeli alat atau pisau potong. Lalu, jenazah korban dimutilasi menjadi 9 bagian. Kemudian, potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam 3 kantong kresek. 

"Ada tiga kantong kresek, kantong pertama berisikan kepala, telapak tangan dan telapak kaki, kresek kedua berisikan pakaian korban bersama pisau potong dan kresek ketiga cincang tubuh korban. Setelah itu pelaku mengubur kantong kresek pertama dekat sungai bangau dan membuang dua kantong kresek ke aliran sungai bangau dari atas jembatan penghubung sawojajar dan bunulrejo," jelasnya. 

Sementara itu, keluarga korban dari Surabaya juga sudah datang ke Kamar Jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) untuk melihat langsung kondisi jenazah.

Pihak keluarga sudah melihat langsung kondisi jenazah korban. Dan pihak keluarga memiliki keyakinan, bahwa jenazah tersebut benar adalah korban.

"Keyakinan itu didasarkan, karena adanya tambalan lepas pada bagian gigi seri sebelah kiri. Meski begitu, penanganan secara forensik tetap kami lakukan, untuk mendapatkan keterangan dari dokter forensik," tandasnya.

Sebelumya, Abdulrohman  pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap korban yang nerupakan pasien terapi pijatnya. Diketahui seorang yang pendiam dan cukup sadis. 

Korban yang merupakan seorang pengusaha cafe di Kota Batu dan diketahui bernama Adnan Pranowo ( 34 ) alias AP asal Kecamatan Trenggilis  Mejoyo Kota Surabaya. 

Sementara pemilik kos, Muhamnad Irianto mengatakan  Abdurrahman diketahui telah hidup di lingkungan tersebut selama hampir lima tahun. Abdurrahman dikenal sebagai sosok yang pendiam dan hanya berinteraksi secukupnya dengan tetangga sekitar.

"Abdulrohman hidup bersama dengan istrinya dan menyewa dua kamar kost. Satu kamar disebut untuk dihuni dengan istrinya, dan kamar lainnya ia gunakan untuk pekerjaannya sehari-hari yakni sebagai tukang terapi pijat," ujar Irianto. 

Menurut Irianto, dari penjelasan kepolisian ada terduga pasien pijat asal Surabaya yang diduga kontak terakhir dengan Abdul Rahman dilaporkan hilang.

Korban bahkan sempat masuk daftar orang hilang dari informasi yang disebarkan Humas Polda Jawa Timur.

Ada pasien dari Surabaya yang katanya kontak terakhir dengan Pak Abdul Rahman. Saat itu kita tidak tahu kasus ini apakah hanya disembunyikan saja, atau sampai pembunuhan," ucapnya.

Wakasat Reskrim Polresta Malang Kota, AKP Nur Wasis mengatakan Satreskrim Polresta Malang Kota setelah mendapat limpahan dari Polda Jatim. Diketahui, AP ( Andrian Pranowo)  telah dilaporkan hilang ke Polda Jatim sejak 15 Oktober 2023 lalu setelah berpamitan untuk pergi ke Pasuruan, Kota Batu, dan terakhir mampir ke Kota Malang sebelum pulang ke Surabaya.

"Tersangka mengakui atas perbuatannya membunuh AP dan memutilasi," jelas AKP Nur Wasis.(Eco/mii)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
06:18
13:38
09:55
01:08
01:39
01:59
Viral