- Kasianto
Dampak Kemarau Panjang, 10 Desa di Nganjuk Terancam Krisis Air Bersih
Nganjuk, tvOnenews.com - Kemarau panjang yang melanda wilayah Nganjuk selama beberapa bulan terakhir telah menimbulkan ancaman serius terhadap pasokan air bersih di sejumlah desa.
Kalaksa BPBD Kabupaten Nganjuk Abdul Wakid menjelaskan, untuk sekarang ini krisis air bersih melanda tiga desa di tiga kecamatan. Jika nanti pada akhir bulan September tidak segera turun hujan, sekitar sepuluh desa di Nganjuk berpotensi menghadapi risiko krisis air bersih yang mengkhawatirkan.
Seiring berjalannya waktu, sumber-sumber air utama di wilayah ini semakin mengering akibat cuaca yang tidak bersahabat. Bahkan beberapa sungai yang biasanya menjadi sumber air utama kini hanya mengalirkan air dalam jumlah yang sangat terbatas.
Hal ini dibenarkan Kalaksa BPBD Nganjuk Abdul Wakid, jika sumber sumber air utama, bahkan sumur warga banyak yang mengering.
"Kekeringan sumber air dan sumur memicu kekhawatiran serius bagi warga desa yang bergantung pada air sungai sebagai sumber air utama mereka," akui Wakid.
Krisis air ini telah menyebabkan dampak yang merata di seluruh desa yang terkena dampaknya. Warga desa sekarang harus menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari mereka, termasuk untuk minum, memasak, dan mandi.
Adapun sekarang ini, untuk jumlah desa yang mengalami krisis air bersih yaitu Dusun Jomblang, Desa Ngepung Kecamatan Lengkong, Desa Pule Kecamatan Jatikalen dan Desa Mojoduwur Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk.
"Tiga desa tersebut mengalami krisis air bersih sejak bulan Juli lalu, dan masih ada desa lain seperti di Kecamatan Ngluyu ,Kecamatan Pace dan Kecamatan Pule juga berpotensi mengalami krisis air bersih," jelas Wakid.
Pemkab Nganjuk melalui BPBD telah merespon situasi ini dengan mengirimkan tangki air bersih ke desa-desa yang membutuhkan. Mereka juga bekerja sama dengan organisasi bantuan untuk memberikan bantuan air bersih dan mendistribusikannya ke desa-desa yang terisolasi. Namun, upaya ini masih terbatas dan tidak cukup untuk mengatasi krisis air yang semakin memburuk.
"Padahal, kalau kita hitung setiap dua hari sekali, dropping air bersih sedikitnya 10 tangki atau 50,000 liter telah di distribusikan terhadap warga yang mengalami krisis air bersih," kata Wakid, Senin (18/9).
"Pihak Pemkab juga menyiapkan tandon air bersih pada salah satu desa yang jumlah jiwanya banyak dan berupa jeriken air. Untuk tandon air bersih seperti di Desa Ngepung yang sebelumnya hanya 13 tandon air, kini kita tambah menjadi 17 tandon air dan 110 jeriken," terang Wakid.
Selain air bersih dan 50 jeriken, 23 kepala keluarga di Dukuh Kedungringin, Dusun Tondo Wesi, Desa Pule, juga menerima bantuan 23 paket sembako.
"Krisis air bersih yang mengancam 10 desa di Kabupaten Nganjuk ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang betapa pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan krisis air semacam ini harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan," pungkasnya. (kso/far)